Acapkali, kuda-kudamu kau pasangdengan kukuh,
Tak tunggu lawanmu mengeluarkan jurus jitu,
Namun jurusmu pun nian jitu..
kepakan sayapmu nan memikat, mengelabui,..
sekali digoyang satu bulumu
jutaan pedagang menghampirimu..
pesolekmu memang nian indah menawan
saat sekilas silaunya mata
seantero punggawa, jenderal besar pun terkecoh
anjing pelacakpun.. tersuap pesolekmu
tak lagi sakti kini endusannya
sekilas indra hanya meraba, menyidukmu tiada kuasa
akan pesonamu, yang sejatinya pahit
kaum alit dan tertentu yang tahu
hanya merengek, menangis nan menjerit
lalu.. diam seribu bahasa, tertunduk malu dilanda pilu
wahai sang raja bekas majapahit..
mengapa engkau hanya mengigau
tatkala hati sudra terisis pisau bergelar benalu
tertatih beban,terpelanting pada jurang penipuan
dan kau si merak penjilat
telah diberikan padamu sangkar berbalut permadani
kau itu tak hanya dirawat untuk dilihat
sebagai hiasan berkilau di depan istana
masih tegakah..engkau khiyanati
si petani yang menggendong membawamu
jua rela terinjak duri, terpanggang punggung
tersesat menyisir rimba, tersandung pematang ladang
dikala senja , tuk mengentasmu
apa tak kau tahu dan pahami....?
pada sangkar depan istana engkau dapat peran
penjaga neraca, telunjukmu penentu tahta
tugasmu itu mengadili,.. bukanlah diadili???
Surabaya, 14:15. 06 Okt 2013
No comments:
Post a Comment