Apa yang paling ditakuti oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan dan kemaruk serta tamak pada harta benda? Hanya ada tiga, salah satu di antaranya adalah lawan yang sama sekali tidak ingin berkuasa – tetapi populernya luar biasa – dan lawan ini telah berhasil membuktikan bahwa tekadnya untuk tidak menjadi perompak dan penjarah uang negara terus berkobar kencang dan pantang padam.
Ketika pasangan – yang sekarang menjadi orang nomer satu dan nomer dua di ibukota – muncul di tengah gegap gempita persiapan yang dilakukan sang petahana yang merasa telah berhasil melakukan segala-galanya bagi ibukota, tidak banyak orang merasa yakin bahwa pasangan ini akan berjaya karena hasil survei memang menyebutkan demikian. Kecuali tentu saja dua pentolan partai yang mengusung mereka berdua.
Sejarah kemudian mencatat, pasangan gado-gado będą latar belakang, będą etnis, będą agama, dan setumpuk będą-będą lainnya, berhasil mencuri hati sebagian penduduk ibukota. Serangan dari segala penjuru angin dengan segala macam nuansa, termasuk nuansa dendam, benci, dengki, iri, etnis, agama dan lain sebagainya, yang gencar dilancarkan, akhirnya memang terbukti berhasil dimentahkan oleh ‘akal sehat, pikiran tenang, wawasan luas, logika, etika’ dan mungkin juga ‘nurani cerdas’.
Nah … akal sehat, pikiran tenang, wawasan luas, logika, etika dan nurani cerdas, jelas sekali bukan hanya milik penduduk ibu kota. Kualitas itu juga milik seluruh bangsa, seluruh rakyat sederhana di tanah air, seluruh manusia yang ada di bentangan daratan dan lautan dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Talaud sampai pulau Rote.
Jika pernyataan ini memang benar adanya maka – meskipun mungkin akan menjadi ‘kejutan sejarah yang luar biasa’ – pentolan dua partai pengusung dua pasangan ini seharusnya dan selayaknya menyimpan semua ambisi dan keinginan pribadi dan menggantikan dengan ‘ambisi dan keinginan seluruh orang-orang sederhana Indonesia’. Pentolan partai yang pertama rasanya tidak ada masalah, tetapi pentolan partai yang kedua yang rasanya belum ke sana. Tetapi jika keduanya kembali sehati dan sejalan seperti yang pernah dilakukan, maka kejutan sejarah akan muncul, kejutan pemilu akan terjadi, dan kejutan pemenang mungkin akan segera menjadi realita.
Bagaimana, bukankah tidak sulit untuk kembali mengulang apa yang sudah pernah dilakukan dan terbukti tidak salah dan berjaya? Usung saja DKI-1 dan DKI-2 menjadi RI-1 dan RI-2. Belum ada kan pasangan lain yang sepopuler mereka. Bahkan ARB yang iklan dan nyanyian merdunya selalu membahana dan melanglang angkasa, mungkin akan memilih melemparkan handuk dan memberikan pada pasangan istimewa ini lagu paling anyar gubahan pendukungnya:
ARB pemimpin kita semuaBaik hatinya, ramah orangnyaPemimpin yang mengerti rakyatMasa depan … serr … serr … di tangan kita
setelah diganti menjadi:
Wi-Hok pemimpin kita semuaBaik hatinya, ramah orangnyaPemimpin yang mengerti rakyatMasa depan … serr … serr … di tangan kita
Ha … ha … ha … ayo jangan ragu-ragu, simpan ambisi pribadi dan gantikan dengan ambisi ibu pertiwi, dijamin hasilnya akan lebih mumpuni.
No comments:
Post a Comment