Di tepian bengawan solo, persisnya
Pada Hamparan tanah itu terlihat
Rindangnya pepohonan, pun hidup subur nian sejuknya
Ada pendopo, Mushola dan berbagai bangunan bernaung
Di bawah kesejukannya...
Kesejukan itu, nian indah oleh hadirnya Pemandangan
Dikala langkah kaki, mulai menapak
Bumi, bukan bumi itu... kian memukau
Ada rumah kayu sederhana , nan terbuka pintunya
Singgah disana sang suri tauladan..
Terpukau ku bisa bersua dan menuai wawasan
Beliau bergelar Guru spiritual bangsa
Gurunya para guru, para tokoh yang menyebutnya..
Beliau sederhana dalam busana
Berwibawa aura pribadinya, bijaksana sikapnya
Dan aku pun kian mengaguminya
Kagum akan petuahnya,
Dikala terdengar senandung hikmahnya
Setiap mata pun tertunduk pandang
Kepala spontan mengangguk,
Banyak bibir bungkam seribu bahasa,
Apabila langkah beliau menghampiri,
Indra mata tak mampu lagi menembus pandang
Melirik kesana-kemari
Akan terkulai sungkem,mengecup tangan mulianya.
sungguh engkaulah guru sejati..
Detik-detik hidupnya untuk dedikasi
Mendidik santri, dengan jujur nan bakti
Tiada keluh kesah, tiada pula gundah
Hatiku kian terpaut, pikiran yang gamang pun terbang melayang
Dikala..berkumpul bersamanya ,
Jua Segerombolan orang, Busananya serba putih....
Baju koko, kopyah, sarung jua sorbannya...
Sekilas memancarkan kemilau cahya
Bercahaya...bagai serpihan yang tertabur dari langit,
menjelma jadi jutaan garis cahya dalam lorong gelap,
lalu meresap bagai air dalam tiap pori-pori jiwaSeantero mata negri secakrawala, bertandang ingin memandang
Bersemayam di hati.. Akan tumbuh tenteram dan ter-ayomi
Kala kaki masih berpijak, jua melangkah
Pada Bumi, bukan bumi. ini.......!!!
Kolong langit, 12:12. 08.Okt.2013.
No comments:
Post a Comment