Saturday, 12 October 2013

Pentingnya Menulis

Seberapa banyak manusia yang pernah tinggal di bumi, mungkin sudah ratusan milyar jumlahnya, tetapi yang bisa kita kenal hingga saat ini mungkin hanya beberapa ribu orang saja. Yang menjadi pertanyaan adalah, sebagian besar dari milyaran jumlah manusia yang pernah mendiami bumi itu kemana? Apa pada saat dia hidup beberapa detik langsung mereka pergi meninggalkan dunia. Tidak ada yang tahu, dan tidak ada bukti sejarah yang bisa kita temukan untuk itu.

Dari umur manusia yang begitu panjang (puluhan tahun bahkan ada yang sampai ratusan tahun) dengan ratusan milyar jumlahnya, seyogyanya kita sudah memiliki referensi yang sangat luar biasa banyaknya, jika mereka meninggalkan sedikit peninggalan untuk itu. Kita tidak merasa kesusahan untuk mempelajari kasus-kasus, perilaku manusia, sikap, cara berpikir, hasil karya mereka, pkitangan-pkitangannya tentang kehidupan. Karena mereka juga berasal dari berbagai tempat dimuka bumi, bisa dipastikan problem solving mereka juga sangat beragam bagaimana cara mempertahankan dan meneruskan kehidupan. Tapi apa yang bisa dikata, yang meninggalkan jejak untuk itu hanya beberapa orang saja. Ratusan milyaran manusia yang lain tidak meninggalkan apa-apa, mereka lenyap begitu saja, lenyap seperti debu beterbangan. Apakah mereka punya otak? Tidak ada yang tahu. Yang jelas mereka pernah tinggal mendiami bumi, memakan hasil-hasil apa yang dikeluarkan oleh bumi, hidup dibumi sekian lama, tetapi tidak meninggalkan apa-apa untuk penerus bumi. Jangankan peninggalan yang besar, mereka pun tidak meninggalkan sebuah nama.

Apakah kita berencana mengikuti jejak mereka, menumpang hidup dibumi, makan dan menikmati hasil-hasil bumi, tanpa meninggalkan apa-apa untuk kelangsungan hidup di bumi? Sungguh sangat keterlaluan, jika masih ada manusia yang bercita-cita seperti itu. Minimal namanya terdaftar pernah mendiami bumi, supaya tidak membuat kerepotan ahli sensus penduduk. 

Sebenarnya, hidup tidak terlalu berat untuk meninggalkan sebuah peninggalan. Bukan peninggalan harta yang banyak; sapi, kerbau, onta, tanah, mobil mewah, istana atau yang lainnya, karena dia akan hancur dimakan usia, menjadi debu. Tetapi yang akan awet untuk selamanya menjadi sebuah peninggalan adalah otak yang berpikir. Otak yang menghasilkan sesuatu yang berguna. dan sesuatu itu dicurahkan dalam bentuk tulisan. Jika tidak, otak kitapun akan hancur menjadi debu beterbangan sama seperti peninggalan-peninggalan lain, hilang tanpa jejak. Artinya kita korup hidup di dunia, mengambil hasil-hasil dan menimati hidup di dunia tanpa bertanggugjawab meninggalkan bukti-bukti apapun.

Hari ini kita belum pernah menulis apa-apa yang bisa dijadikan sebuah peninggalan? Sungguh sangat keterlaluan. Apakah kita merasa diri kita pintar untuk hal-hal tertentu? Kita harus punya bukti untuk itu. Jika apa yang dihasilkan oleh otak kita hanya untuk mempermudah hidup kita, tanpa mau berbagi kepada generasi yang akan datang, berarti kita egois dan beberapa tahun yang akan datang, otak kita akan hancur menjadi debu, bersatu dengan debu-debu yang lain, tidak berguna.

Maukah otak kita tetap hidup dan menjadi setir otak-otak generasi yang akan datang? Otak seperti Nabi-Nabi
, Einstein, Nietsche, John Locke, Aristoteles, Plato. T.A. Edison, dan lain-lain, yang mempunyai bukti bahwa mereka pernah hidup mendiami bumi. Saya yakin masih banyak otak-otak yang lebih pintar yang lain dari ratusan milyar manusia yang pernah ada, tetapi tidak meninggalkan apa-apa, sehingga diapun hancur menjadi debu, tidak berguna. 

Untuk menulis tidaklah susah, punya pena, kertas, sudah jadi. Apalagi sekarang, punya mesin ketik, ada komputer, bisa online. Sungguh sangat korup, jika kita tidak menulis apa-apa yang bisa kita tinggalkan untuk generasi yang akan datang. 

Apakah menulis itu adalah sesuatu yang susah? Tidak, apabila kita sudah mengenal huruf, saya yakin kita bisa menulis. Menulis sama saja dengan berbicara, hanya saja dilukiskan dalam sebuah prasasti berupa kertas. Atau melukiskannya dalam dunia maya dalam bentuk blog/website. Tulislah apa yang kita ingin tulis. Tidak ada orang yang akan marah, karena tulisan kita jelek, yang penting tulisan kita keluar dari hati kita, bukan kopi paste pendapat orang lain. 

Buktikan bahwa kita ada dan pernah tinggal di dunia untuk manusia sekarang dan orang-orang yang akan datang. Pastikan bahwa otak kita akan tetap hidup, bersama otak-otak manusia-manusia baru. 

No comments:

Post a Comment