Rimbun nan hijau di seantero pandangan
Ketika pegunungan terindra pada pagi dini, selalu kabut melengkapi.
Hamparan biru muda di sepanjang pandangan ketika langit diterawang pandang ,
selalu awan menggenapi.
Kutemukan, yang pertama bercita-rasa dingin.
Yang lain hangat. Di mana tempat asap?
Mudah mengatakan pada angin, kalau asap justru panas.
Tak mudah mengabarkan pada mata perkara yang angkuhpanas....
Panas mencari kedamaian di dalam dingin.
Dingin meminta keberadaan untuk dihuni.
Jelmalah jelaga.
Hitam, bersusun sangat tipis, dan tak menarik.
Awan menyombong riakpada jelaga.
Kabutpun bercongkak-congkak.
Jelaga hanya bertanya; apa salah saya?
Tak sekedar seribu tahun, ratap jelaga menyetubuhisejarah.
Semilyar-dua...belum cukup jua.
Mungkinkah...
Jikalau hujan membasuh, barulah hingga.
Atau karunia sang air suci langit, menerpa.
Panas dan air bertemu di dalam gulita raksasa segala mendung.
"Ada jelaga lagi di sana," kata Panas. "menanti dihibur."
"Berapa jumlah kata mesti disemantikkan?" sergah air.
"Hanya tiga.....atau berapa"
"Katakan!"
"SELALU-ADA-TUHAN....."
Apakah SenantiasaADA...?
Apakah...?semua jawaban terserah kamu, Aku hanya ingin Meniti kebenaranmu.
Gunung Penanggungan Pasuruan, 1 April 2013 (06:45)
No comments:
Post a Comment