Hatiku sakit!" rintihku disela tangis.
" Punggungku sakit! Diamlah! Izinkan aku pergi baru kau menangis lagi, oke?"
"HUAAAMPH.!" Mulutku dibekap.
" Jangan menangis lagi!" pintanya memelas.
"Awkh!" ia menjerit setelah kugigit telapak tangannya lalu kulanjutkan tangisku.
"ck!" kudengar ia mendecak lalu menarik tanganku. Mataku membulat besar, ia menyeretku entah kemana. Aku hanya pasrah tanpa mencoba melawan malah aku terus menangis.
" Hei! Apa kau punya selautan air mata! Kau tidak lelah menangis terus? Katakan! Apa aku menyakitimu? Kau yang menyakitiku! Kenapa kau yang menangis? Ku mohon diamlah!" ia mengocehiku. Ia sudah melepaskan tarikan tanganku. Sambil tetap menangis, aku memandangi sekitar. Dimana ini? Yang kulihat adalah sebuah danau dihadapanku dan dibelakangku ada jalan setapak yg pinggirannya ditumbuhi jejeran pohon zaitun.
" Kau ada masalah ya? Ah. Sial sekali aku harus terlibat! Berhentilah menangis!" pria didepanku mengoceh lagi. Aku tak peduli. Aku tidak ada urusan dg nya. Aku sedang menangisi nasibku sekarang.
" Baiklah.. Kau sudah menghabiskan kesabaranku! Aku tidak bisa pergi meninggalkanmu disini karena orang orang akan berpikir aku yang membuatmu menangis! Sekarang! Kuperingatkan kau! Diam? Atau aku akan memaksamu diam?" aku tak perduli dg ancamannya! Apa dia akan menceburkanku kedanau. Sayangnya aku mahir berenang.
"akan kuhitung sampai tiga! Satu.. Dua.. Ti.." chuu.. Seketika suara tangisku lenyap. Sesuatu yang lembut membungkam mulutku. PLAK!!
" Dasar mesum!! Beraninya kau!" aku berlari meninggalkan tempat ini. Air mataku terus mengalir tapi untuk hal lain. Apa yang dilakukan orang gila itu? Aku akan menghabisinya!
Aku tiba disekolah dan segera masuk kedalam toilet. Langsung saja aku membuka kran westafel lalu membasuh wajahku. Kupandangi bayanganku dicermin. Tepat disini! Dia menciumku disini! Laki laki mesum itu! Segera ku usap usap bibiku yang telah ternoda ini. Kurang ajar! Beraninya dia!
No comments:
Post a Comment