Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan, termasuk, seorang balita. Lho, kenapa anak balita termasuk didalamnya? Karena anak balita juga pernah gagal (baca : sering tak berhasil) merayu orang tua untuk dapat memenuhi keinginan mereka, walau sudah menangis dengan disertai jeritan keras.
Bisa dikatakan, yang membedakan kegagalan dari setiap orang adalah tingkat intensitas (seberapa sering mengalami kegagalan) dan bagaimana kegagalan (dampak) bisa mempengaruhi alur kehidupan.
Jadi, jangankan sekedar "merasakan" kegagalan, semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan. Masalahnya, tidak semua orang siap menghadapi kegagalan.
Anthony J. D'Angelo mengatakan : "In order to succeed you must fail, so that you know what not to do the next time."
Sebuah keberhasilan dapat diraih apabila seseorang terlebih dahulu pernah mengalami kegagalan sehingga dirinya tahu apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang agar tidak lagi gagal, terutama apabila kita menempatkan kegagalan yang sudah pernah kita alami menjadi point of value yang akan membuat kita lebih mempersiapkan diri agar bisa tampil lebih baik (alias, tidak gagal lagi).
Keberhasilan yang diraih setelah mengalami kegagalan, terjadi apabila kita sendiri mau belajar dari kegagalan itu sendiri. Dalam hal ini, kita tidak membiarkan rasa kecewa atau perasaan tertekan karena pernah gagal, tetap bernaung dalam diri kita. Oleh karena kegagalan yang pernah kita alami, kita seharusnya lebih memacu diri untuk dapat menghasilkan yang terbaik atau benar, dengan tidak mengulangi lagi hal-hal yang telah membuat diri kita gagal.
Kenapa bisa terjadi kegagalan?
Kegagalan terjadi karena : kita tidak secara konsistensi untuk bisa menjaga / menerapkan segenap langkah, rencana, atau aturan main yang ada, agar tetap berada pada rel-nya.
Sebuah kegagalan juga bisa terjadi karena kita tidak menerapkan prinsip-prinsip yang benar karena bertindak lalai, ada rasa ragu atau kurang percaya diri saat berupaya menemukan jalan keluar penyelesaian masalah.
Dalam kondisi tertentu, kegagalan juga dapat terjadi karena seseorang tidak siap untuk menghadapi atau mengantisipasi adanya suatu kondisi maupun hal-hal tertentu yang tidak dibayangkan sebelumnya, sehingga akhirnya menyebut tindakan tidak siap dan tidak antisipatif yang membuat dirinya harus mengalami kerugian tersebut sebagai sebuah kegagalan. Selain itu, kegagalan juga bisa terjadi karena kita tidak cermat (kurang hati-hati) dalam bertindak.
Apakah kita harus mengalami kegagalan?
Tentu saja tidak. Namun terkadang, meskipun kita telah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, atau berusaha untuk bisa mengantisipasi serta memperhatikan hal-hal yang mungkin saja bisa membuat diri kita mengalami kegagalan, kegagalan bisa saja terjadi, karena tidak semua hal bisa kita antisipasi.
Langkah yang bisa kita tempuh, bersikaplah hati-hati, tidak gegabah, dan berusahalah untuk pro-aktif mencapai puncak keberhasilan seperti yang kita inginkan, serta bijaksanalah dalam bertindak dan dalam membuat keputusan.
Pernah gagal itu bukanlah sebuah kesalahan. Namun ada baiknya lagi kalau kita berusaha agar tidak pernah mengalami kegagalan, atau bahkan berulang kali mengalami kegagalan dalam hidup ini. Positive thinking ajah.
Oleh sebab itu, kegagalan yang pernah terjadi, sebaiknya hanya diposisikan sebagai sebuah peristiwa yang berlaku situasional semata, dan tidak dibiarkan terpendam menjadi "mimpi buruk" yang terus membayangi alur perjalanan hidup.
Kegagalan dalam hidup memang merupakan sebuah kondisi dan konsekuensi yang tidak ingin kita temui dalam kehidupan kita. Akan tetapi, kita jangan memandang kegagalan sebagai sebuah kondisi kalah yang tak mungkin membuat kita menang di kemudian hari.
Jangan pernah takut gagal, karena kegagalan merupakan salah satu bentuk pelajaran berharga untuk kita bisa meraih kesuksesan / bersinar terang di masa datang, dengan memperbaiki segenap kesalahan, dan sebisa mungkin, tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah terjadi. Belajarlah kepada para penemu.
Bagaimana dengan : gagal dalam hubungan cinta kasih?
Sama seperti kegagalan dalam berusaha atau menyelesaikan suatu pekerjaan, dalam jalinan hubungan cinta kasih, juga bisa terjadi kegagalan. Penyebabnya : hilangnya kepercayaan, kurang komunikasi, dan adanya sifat / sikap yang kurang berkenan di hati.
Prinsip untuk menjaga hati, pikiran dan juga sikap, bukanlah sebuah pilihan dalam membina hubungan cinta kasih, akan tetapi bagian dari ketentuan dasar dalam menjalani kehidupan, karena apa yang kita inginkan di dasar hati, apa yang kita pikirkan dalam benak pikiran kita, serta apa yang kita lakukan selama terikat hubungan kasih dengan orang lain, tidak menjadi batu sandungan bagi kelanggengan hubungan, dimana kegagalan kita dalam menjaga hati, pikiran, dan hati kita, akan membuat kita gagal menjaga hubungan cinta kasih yang ada serta telah terbina.
So, what is the last statement?
Kehidupan memang penuh dengan pernak-pernik, salah satunya, kegagalan dalam hidup. Tak dapat dipungkiri, kegagalan merupakan bagian dari realita kehidupan. Akan tetapi, itu semua hanyalah bagian dari kisah hidup, bukan alur hidup, asalkan kita mau belajar dari kegagalan yang pernah kita alami.
Paculah diri untuk memperbaiki keadaan, dan jangan hanya meratapinya saja. Akan ada pintu gerbang yang terbuka untuk kita lalui, meninggalkan segenap kegagalan di belakang sana, berganti dengan keberhasilan hidup, karena keberhasilan hidup bukanlah mimpi setelah kita pernah gagal.
Sebuah kegagalan, mungkin atau boleh-boleh saja terjadi. Namun akan lebih baik lagi kalau tidak pernah terjadi. Kalau pun pernah terjadi, janganlah kita menjadi lemah, karena masa depan tetap ada dan tidak akan punah, meskipun kita pernah gagal.
Have a nice day.
.Sarlen Julfree Manurung
No comments:
Post a Comment