Friday, 8 April 2011

D O A 2

D O A

By  :  Sarlen Julfree

 

 

Dalam resah dan gundah,

Raga ini bersimpuh

Di sudut ruangan, menghadap hadirat Tuhan

 

Menundukkan wajah, tak mampu menatap langit

Diam sejenak, menangis kemudian...

Berucap dengan suara parau bergetar

Takut salah, malu pada Tuhan

 

Perlahan dan teramat pelan,

Bait-bait kata terucap

Mengaku dan mengaduh...

Mengungkap segenap bilur-bilur kesalahan,

Antara kekotoran kata-kata, dan joroknya alam pikiran...

Tak terbilang pula rupa tindakan bodoh yang pernah dilakukan,

Sungguh, tiada lagi terhitung jumlahnya...

 

Kata-kata yang mengalir,

Seakan terpahat tanpa ada kata akhir

Memohon dengan memelas,

Menyesal dalam sesegukan tangis,

Merindu untuk diampuni, dihampiri dengan penuh kasih

Berharap Tuhan tak mengingat-ingatnya lagi...

Hingga noda hilang, kembalikan keceriaan

 

Lamat-lamat,

Sebongkah harapan semakin kencang dicurahkan

Tak ingin hati ini lama meredam penat

Karena t'lah lelah memendam gundah...

Hingga terpuruk jiwa luluh ke tanah

Tak kuat menanggung beban...

Tak kuasa merapati kebodohan...

Sebuah derita kalbu, sukma yang mengaku

 

Berserah sudah...

Merendah dalam pasrah...

Berharap, semua sesak segera usai

Saat barisan kata-kata doa, dinaikkan

Dalam ketegaran, hati ini percaya :

Tuhan tak akan pernah menjauh,

Tuhan tak pernah tidur

'tuk dengarkan segenap pinta,

Hingga sungguh, mukjizat itu nyata...

Ketika masalah diserahkan

Dalam rengkuhan kasih, urapan tanganNya

 

Tuhan... Tuhan... Ya Tuhanku...

Ini aku anakMu...

Tilik hatiku, kasihanilah aku,

Pegang tanganku erat-erat...

Dekap aku dalam hangat KasihMu...

Dengarlah pintaku...

Jangan biarkan aku terjatuh,

Semakin lemah karena dosa-dosaku...

 

 

 

Jakarta, 15 Desember 2007

No comments:

Post a Comment