Saturday, 1 May 2010

Andalkan Iman untuk Mengalahkan Rasa Cemas

Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan Nasional, telah mengumumkan nama-nama dari siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang lulus setelah mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) beberapa waktu yang lalu.

Berdasarkan pengumuman tersebut, diketahui kalau jumlah siswa yang dinyatakan lulus UN tahun ini, menurun 4 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2010 ini, jumlah peserta UN yang dinyatakan lulus sebesar 89,88%, sedangkan tahun lalu, jumlah peserta yang lulus sebesar 93,78%.

Tahun ini, 154.079 siswa di seluruh Indonesia, dinyatakan tidak lulus UN. Ada sejumlah faktor yang diperkirakan menjadi penyebab kenapa mereka tidak dapat lulus dari ujian yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 12 sekolah menengah atas tersebut.

Ditengarai, salah satu penyebab mereka tidak lulus, adalah besarnya rasa cemas yang menghinggapi diri mereka, sebelum menghadapi UN, dan saat UN dilaksanakan.


Pengaruh Rasa Cemas

Ron Hiser, Direktur dari Student Financial Services at Dartmouth College, dan seorang Financial Manager di Dartmouth Dining Association, mengatakan : Percaya dan bergantunglah kepada Allah untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan mengakhiri kecemasanmu.

Kecemasan merupakan sebuah kondisi emosinal yang mengemuka karena seseorang merasa tidak nyaman oleh suatu keadaan yang dirasakan masih belum pasti.

Sigmun Freud, melalui teori psikodinamika menyebut kecemasan sebagai gejala dari rasa takut yang lebih mendalam.

Dalam hal ini, rasa cemas yang mengemuka dalam benak pikiran seseorang, dapat membuat seseorang bersikap agresif, tidak dapat mengendalikan sikap ego, hingga pada akhirnya menimbulkan rasa takut luar biasa, terutama apabila tidak segera menemukan jawaban atau tidak segera terlepas dari kejadian yang membuat dirinya cemas.

Ada kecenderungan, seseorang yang sedang dihinggapi oleh rasa cemas, tidak dapat memandang suatu keadaan yang sedang dihadapi atau dirasakan secara realistik, sehingga bertindak berdasarkan alur pemikiran dibawah kesadaran atau diluar batas-batas logika, untuk mengurangi tekanan rasa cemas yang sedang dihadapinya.

Pada dasarnya, seseorang yang sedang dilanda rasa cemas, dapat menimbulkan masalah baru, karena rasa cemas bisa membuat seseorang tidak melihat permasalahan secara jernih.

Bersikap tenang merupakan keadaan yang sulit untuk dilakukan ketika rasa cemas datang, meskipun dapat bertindak reaktif ketika hal-hal yang dicemaskan, semakin mengganggu pikiran. Rasa cemas membuat seseorang tidak dapat berkonsentrasi penuh untuk bisa mengatur langkah dalam mendapati keadaan seperti yang dibutuhkan, seperti halnya menggapai mimpi.

Kecemasan bahkan dapat "melumpuhkan" aktifitas harian seseorang apabila rasa cemas lebih menguasai diri dibandingkan berupaya untuk dapat bersikap tenang.


Menyikapi Rasa Cemas

Yaaa... rasa cemas harus disikapi, bukan dinikmati. Caranya, kita harus mengelola diri kita agar rasa cemas tidak menjadi beban pikiran.

Hal yang sering kali tidak disadari oleh seseorang yang sedang dilanda rasa cemas : dalam kecemasan, ada setangkup harapan, bahwa keadaan yang akan dihadapinya kemudian, akan sesuai dengan yang dibayangkan / diharapkan / diinginkan. Harapan itu harus dibangun dengan tidak membiarkan rasa cemas menguasai benak pikiran dan akal sehat.

Pada saat rasa cemas menghinggapi pikiran, bayangkanlah hal-hal baik dan yakini, bahwa hal-hal yang membuat diri kita cemas, dapat kita hadapi apabila kita tidak membuat rasa cemas lebih menguasai alam pikiran kita dengan memandang rasa cemas dari sisi positif, bukan sisi yang menakutkan diri kita.

Tenangkan diri dan cobalah untuk menempatkan segala sesuatu dalam kerangka berpikir logis, sehingga kita tidak terjebak oleh rasa takut yang menghantui dan menyebabkan kita tidak mencoba mencari jalan keluar dari keadaan yang mencekam. Sikap tenang / rileks akan membantu diri kita untuk dapat berpikir jernih, tidak kalut.

Lihat dan pandanglah keadaan yang membuat kita cemas dalam kerangka berpikir realistik, tidak harus optimistik. Memandang secara realistik akan membantu diri kita untuk terhindar dari rasa cemas.

Memang, rasa cemas tidak dapat dihilangkan secara otomatis. Diperlukan latihan agar diri kita dapat mengendalikan diri saat rasa cemas mulai mengganggu benak pikiran. Ajaklah seorang teman maupun orang-orang terdekat yang kita percayai dan bisa membantu kita menghapus rasa cemas yang tertoreh dalam benak pikiran kita, untuk membantu kita belajar agar tidak mudah cemas.

Namun, apabila ingin benar-benar rasa cemas tidak membuat kita kehilangan kesempatan untuk dapat menikmati hidup ini tanpa rasa cemas, seperti yang dikatakan oleh Ron Hiser diatas : percayalah dan bergantunglah kepada Tuhan, untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan mengakhiri kecemasan yang menghinggapi diri kita.


GBU Everybody.




.Sarlen Julfree Manurung

No comments:

Post a Comment