"Tetapi dalam semuanya itu, kita lebih daripada orang-orang yang menang, melalui Dia yang telah mengasihi kita."
(Roma 8 : 37)
Ketika manusia dilahirkan, apa yang ada padanya adalah kehidupan daging yang belum beriman, yang belum mengetahui bagaimana kehidupan ini harus dijalani dan bagaimana kehidupan di dalam Roh akan menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri. Perjalanan kehidupan mengalir apa adanya.
Perbedaan nyata terlihat ketika kehidupan mulai membuat daging mengenal apa yang disebut dengan dosa. Dalam periodisasi kehidupan manusia ini, keinginan daging berperang melawan Roh. Semua imajinasi dalam pengharapan menjadi bagian dari hari-hari pencarian jati diri, apakah berdiri dalam kebenaran iman, atau terlena dalam kesenangan yang ada dalam kehidupan di dunia.
Upaya pencarian dilakukan untuk mendapatkan hakekat tertinggi pada saat menapaki setiap jejak langkah dalam peristiwa kehidupan yang dihadapi. Semua berada dalam satu proses dimana diri ini yang mengendalikan atau menentukan arah mana yang ingin dilalui.
Pada konteks kehidupan seperti ini, jangan pernah kita menyalahkan Tuhan karena pilihan jalan benar atau salah, semuanya ada ditangan kita.
Banyak pribadi yang cenderung untuk memilih mengikuti keinginan daging karena kehidupan menawarkan berbagai kesenangan. Terkadang, ada dimensi hidup yang disadari bahwa hal itu adalah sebuah tindakan salah, tidak baik, atau tidak membawa manfaat bagi keberhasilan dalam hidup ini. Namun, demi tercapainya satu makna kesenangan, mata hati sengaja dikaburkan.
Bahkan, nilai-nilai prinsipil yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, diterjang agar kesenangan dapat diraih.
Konteks yang akan kita temui kemudian adalah : ketika kita mengikuti keinginan daging, maka segenap kesenangan yang akan didapatkan, sifatnya berlaku sementara, karena akan selalu diimbuhi oleh adanya kesukaran, kesedihan, kepenatan, dan kejenuhan.
Terkadang, ada dimensi hidup yang ditawarkan disadari bahwa itu adalah tindakan sesat, tidak baik, tidak membawa manfaat... namun tetap dijalani dengan mengatasnamakan pertemanan atau takut dianggap tidak mengikuti perkembangan jaman.
Dengan kata lain, keinginan atau kehidupan di dalam daging, membuat konsep berpikir seseorang menghadirkan sebuah analogi bahwa segala sesuatu itu bisa digapai, meskipun dengan segala cara, meskipun kepuasaan yang didapat, sifatnya hanya sementara.
Bagaimana dengan kehidupan di dalam Roh?
Kehidupan didalam Roh nyata bisa dirasakan apabila manusia mengarahkan hati dan kehidupannya kepada Yesus Kristus didalam pertobatan. Sebuah kepastian diperoleh karena Kasih yang nyata didalam Kristus membuat manusia selalu ingat kepadaNya.
Segenap pencarian yang setiap pribadi lepas pribadi lakukan akan mendapatkan hasil karena arah yang manusia tuju dilandasi oleh adanya rasa percaya bahwa pencapaian dari segenap pencarian itu, merupakan tuntunan Roh. Kekuatan iman membuat segala sesuatu yang diperbuat berada dalam koridor yang tepat, yaitu sebuah kepastian.
Terkait dengan Paskah, manusia dihadapkan pada sebuah pemikiran logika dan besarnya kekuatan iman didalam Roh, untuk mengerti dan menyadari bahwa Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah, memang telah bangkit dari kematian. Manusia, dengan segenap logikanya, tidak akan mengerti akan peristiwa itu.
Daya jangkau pikiran manusia memang hanya sebatas apa yang mampu dipikirkannya. Sedangkan daya jangkau iman, dapat menyakini sebuah peristiwa berdasarkan tuntunan Roh, sehingga manusia akan tahu dan menyadari bahwa kuasa Tuhan memang melampaui kematian daging.
Realita bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari kematian merupakan suatu momentum tunggal yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun di dunia ini, karena terlepasnya belenggu dosa yang membuat seseorang jatuh kedalam maut, secara faktual bisa pribadi lepas pribadi rasakan dalam kehidupannya asalkan dirinya mengandalkan Roh untuk meyakininya.
Satu hal yang teramat penting lainnya : apabila manusia mengandalkan kemampuan diri untuk memahami sesuatu dengan berdasarkan logika semata, maka manusia itu tidak bisa membedakan dan mengenal siapa Pribadi yang disebut dengan nama Yesus Kristus tersebut.
Ketika hal tersebut justru dipakai sebagai sebuah pedoman pemahaman, maka manusia akan semakin tenggelam dalam teori-teori pemikiran manusia semata. Namun, ketika manusia menggunakan Roh untuk dapat mengerti jalan Tuhan untuk membuat manusia tahu bahwa Tuhan adalah Pribadi yang tidak sama dengan kehidupan daging karena diriNya adalah Anak Allah, yang dapat menyatakan kuat kuasaNya, maka akan sadar, begitu besar kuat kuasa Tuhan, bahkan kuasa maut dapat dikalahkanNya.
Rasul Paulus berkata : "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5 : 16)
Yesus Kristus adalah sumber sukacita yang berkelimpahan. Bila ingin mengerti dan merasakannya, gunakanlah Roh Kudus yang bermukim didalam hati setiap orang percaya, sehingga tidak sia-sia hidup yang kita jalani.
Nyatalah kemenangan Yesus atas maut, dan kita anak-anakNya, beroleh kemenangan oleh karena kebangkitanNya...
God Bless You All
.Sarlen Julfree Manurung
Jakarta, March 23, 2008
No comments:
Post a Comment