Thursday, 30 June 2011

DUA KUTUB IMAGE ORANG BATAK

Beberapa bulan belakangan ini, pemberitaan media massa cukup ramai mengangkat berita tentang penahanan sejumlah orang Batak oleh KPK dan aparat Kepolisian Ri, karena terlibat kasus manipulasi pajak, merekayasa perkara hukum, korupsi, penipuan, menerima atau memberikan uang suap, dan pembobolan rekening deposito di suatu bank swasta.

Ada yang sudah mengikuti sidang pengadilan, namun ada pula yang status hukumnya masih terduga, sehingga perkara hukumnya masih dalam tahap penyidikan.

 

Kutub Image Negatif Atas Orang Batak

Mereka yang telah ditetapkan sebagai tersangka, diantaranya :

Gayus HP. Tambunan, Haposan Hutagalung, Maruli Pandapotan Manurung (kasus manipulasi pajak), Cyrus Sinaga (kasus rekayasa perkara hukum), RE. Siahaan (kasus korupsi APBD di Pematangsiantar), Monang Sitorus (kasus korupsi APBD Kabupaten Toba Samosir), Panda Nababan, Poltak Sitorus, Baharuddin Aritonang (kasus menerima suap saat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI di DPR), Mindo Rosalina Manullang (kasus suap pembangunan Wisma Atlet di Sumatera Selatan), dan Santun Nainggolan (kasus pembobolan rekening deposito PT. Elnusa Tbk di Bank Mega).

Tidak hanya mereka saja. Ada pula sejumlah orang Batak yang sempat menjadi pemberitaan media massa, karena terlibat dalam kasus hukum besar lainnya. Beberapa diantaranya : Marisi Matondang (kasus dugaan korupsi untuk pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kemenakertrans tahun 2008), dan Daniel Sinambela (suami dari artis Joy Tobing) karena terkait kasus penipuan uang senilai Rp. 20 miliar.  

Nama Miranda S. Gultom juga menjadi pemberitaan media massa, karena diduga telah memberikan uang suap kepada anggota DPR agar dirinya terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Akan tetapi Miranda Belum ditahan, karena KPK belum menemukan bukti-bukti kuat untuk menahannya.

Kasus-kasus hukum yang membuat mereka menghuni “hotel prodeo”, memang menonjol dan cukup menyita perhatian masyarakat. Penyebabnya : mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam sejumlah kasus tindak pidana berskala nasional, dimana ada konspirasi tingkat tinggi didalamnya.

Lalu, sebagian besar dari antara mereka merupakan tokoh-tokoh masyarakat di negara ini, karena mereka adalah anggota DPR, pejabat negara serta anggota dewan direksi dari suatu BUMN. Ada pula yang namanya baru dikenal masyarakat setelah kasus tindak pidana yang disangkakan pada mereka terbongkar, karena ada dugaan, melibatkan pula tokoh partai politik atau pejabat negara lainnya.

Mereka adalah orang-orang terpandang dan cukup disegani, tidak hanya dalam kalangan masyarakat Batak semata, namun juga hampir di seluruh kalangan masyarakat di Republik ini. Oleh karena posisi atau jabatan mereka, negara memenuhi kebutuhan mereka dengan memberikan berbagai fasilitas, sejumlah tunjangan, serta gaji dengan besaran angka yang lebih dari mencukupi.

Demikian pula dengan para pengusaha. Besarnya penghasilan yang mereka dapatkan dari mengelola atau menjalankan bisnis, tidak akan membawa mereka pada keadaan : mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan hidup.

Satu hal yang pasti, semua orang Batak yang terlibat berbagai kasus tindak pidana berskala nasional tersebut, berasal dari kelompok masyarakat dengan latar belakang pendidikan tinggi.

Apabila mereka ingin bertambah kaya namun dengan cara-cara yang benar, tindakan yang mereka ambil cukup dengan mendayagunakan segenap kharisma, popularitas, serta kemampuan diri mereka dalam menarik simpati orang banyak. Mereka tidak harus melakukan korupsi, tindak penipuan, atau merampok uang orang lain.

Aahhh... apa kata dunia? Ternyata mereka tidak hidup susah, tapi masih juga korupsi, menipu, dan “mencuri” uang orang lain. Mereka seakan-akan tidak punya rasa puas atas pendapatan yang telah mereka terima dari negara, sehingga masih saja serakah, mencari peluang untuk memperkaya diri, bahkan dengan cara tidak halal. Dasar tak tahu malu.

Tindakan mereka telah menurunkan tingkat apresiasi publik kepada orang-orang Batak, hingga tidak lagi berada pada level tertinggi, karena telah muncul satu keraguan atas orientasi kerja serta tingkat kejujuran orang Batak, khususnya, jika berkaitan dengan uang atau “jabatan basah”.

Keraguan itu memang tidak “dicanangkan” secara terbuka, karena penilaian masyarakat cenderung lebih mengarah pada perilaku dan budaya korup dalam diri pejabat dan anggota DPR, secara umum.

 

Kutub Image Positif Atas Orang Batak

Beruntung sekali, orang Batak memiliki Gisheila Ruth Anggitha Nainggolan (16 tahun), Boru Batak yang berhasil mencatatkan prestasi gemilang, lulus SMA dengan nilai ujian tertinggi se-Jakarta. Tentu saja prestasi Gisheila tersebut, mengangkat kembali citra orang Batak yang sempat tercoreng oleh perilaku negatif orang-orang Batak yang terlibat sejumlah kasus hukum besar berskala nasional.

Hasil yang berhasil dicapai siswi SMA 81 Jakarta itu, telah menghadirkan kebanggaan tersendiri bagi orang Batak. Keberhasilan Gisheila, mengobati hati orang Batak, yang sempat kecewa dengan “ulah” para tokoh-tokohnya.

Lulus dengan nilai tertinggi dalam satu propinsi, tidak terjadi secara kebetulan. Keberhasilan Gisheila itu, diawali dan dijalani dengan tekad, semangat, kerja keras, serta motivasi tinggi. Prinsip ini adalah gambaran umum dari prinsip survival yang diterapkan seluruh orang Batak, dimana pun berada.  

Gisheila menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar, sehingga tidak membiarkan benak pikirannya terkontaminasi oleh berbagai kesenangan atau keinginan lain, selain berusaha agar tetap fokus belajar, agar bisa masuk Fakultas Kedokteran UI, sebagaimana yang dicita-citakannya.

Kerangka pemikiran seperti inilah, yang membedakan Gisheila dengan siswa-siswa SMA lainnya, dan dengan orang-orang Batak yang terjerembab kasus hukum baru-baru ini. Gisheila merupakan cerita kehidupan orang Batak, yang memiliki kualitas unggul dan layak dijadikan teladan atau contoh baik bagi masyarakat, khususnya kalangan generasi muda.    

Tentu saja, orang Batak tidak hanya memiliki satu orang cerdas seperti Gisheila, namun ada begitu banyak Gisheila-Gisheila lainnya, dengan segudang prestasi, bermoral baik, serta akhlak yang terpuji. Seharusnya, media dapat pula menampilkan informasi atau berita yang bisa dijadikan sebagai model pembelajaran baik bagi masyarakat, sehingga ada perimbangan informasi atau berita yang diterima masyarakat, tidak hanya menyangkut kasus-kasus pelanggaran hukum semata.

 

Dua Kutub Image Itu, Bukan Hanya Milik Orang Batak

Korupsi terjadi karena adanya perilaku konsumtif yang tidak lagi terkendali. Keadaan ini mendorong para pelakunya melakukan hal-hal diluar kemampuan dirinya sendiri.

(Sarwono Kusumaatmadja – Mantan Menteri)       

Image buruk terhadap orang-orang Batak mengemuka, karena ada sejumlah orang Batak, yang tidak mampu menahan diri untuk bisa memperkaya diri sendiri dengan cara-cara instan. Padahal, mereka adalah orang Batak terpelajar dengan penghasilan cukup besar oleh karena posisi atau jabatan yang mereka pegang.

Moral mereka perlahan-lahan tergerus karena mereka membiarkan ada pihak-pihak yang mendekati lalu memanfaatkan kecerdasan, jabatan serta posisi mereka, untuk meloloskan kepentingan pribadi atau golongan tertentu, hingga akhirnya, mereka ikut larung dalam budaya korup.

Untung saja, adanya wacana-wacana yang mendiskreditkan orang Batak, teredam oleh pemberitaan oleh kasus Ruyati dan pengumuman hasil survei oleh Lingkaran Survei Indonesia, terkait pada tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah serta kepemimpinan Presiden SBY. Wacana-wacana itu sendiri mengemuka sebagai bentuk kesimpulan yang menggeneralisasikan perilaku sejumlah orang, ke dalam lingkup komunitas masyarakat yang lebih besar lagi (masyarakat asal tanah Batak).

Tentu saja, anggapan seperti itu, tidak mengaktualisasikan keadaan, yaitu adanya sikap atau perilaku sejumlah orang Batak yang mencerminkan citra komunitas masyarakat Batak seluruhnya. Kalau pun ada bagian dari anggota komunitas masyarakat yang berperilaku buruk, sifatnya kasuistik belaka.

Dalam hal ini, adanya pengungkapan sejumlah kasus tindak pidana berskala nasional yang dilakukan oleh sejumlah orang Batak dalam rentang waktu yang berdekatan, juga bersifat kasuistik. Terlepas dari adanya perlakuan “tebang pilih” dalam pengungkapan kasus tindak pidana oleh KPK dan polisi, kondisi tersebut mungkin saja terjadi karena memang sudah saatnya kasus-kasus tersebut diungkap.

Walaupun dilihat dari sudut pandang kasus per-kasus, penahanan mereka tidak bisa dipakai sebagai tolak ukur untuk memunculkan suatu anggapan, adanya tipikal kesamaan sikap serta perilaku orang Batak itu sebenarnya dan seluruhnya dengan sikap serta perilaku para pelaku tindak pidana berskala nasional tersebut.

Contoh nyata kalau keadaan kesamaan tipikal tersebut tidak dapat diberlakukan, dapat dilihat dari hasil pencapaian yang diraih Gisheila Nainggolan, sebagai pemegang nilai tertinggi hasil ujian tingkat SMA se-Jakarta. Gisheila berhasil meretas alur pemikiran yang ingin memposisikan kalau orang Batak merupakan kumpulan pelaku-pelaku tindak pidana.

Antara kasus hukum yang dihadapi sejumlah orang Batak, serta keberhasilan yang dicapai Gisheila, berada pada koridor yang berbeda, dan mewakili cerminan perilaku yang berbeda pula (terpuji dan tidak terpuji), sehingga tidak mempengaruhi fokus pemikiran serta langkah kehidupan orang-orang Batak lainnya.

Rekam jejak kehidupan orang Batak, hampir sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Ada masa penuh gemilang dan ada masa harus merangkak kembali dari bawah. Demikian pula dalam berkarir. Ada yang konsisten menjaga sikap serta perilaku jujur, namun ada pula orang-orang Batak yang ingin cepat kaya dengan mendapatkan harta kekayaan secara instan.

Semua bersifat normatif dan individual, tidak terkait dengan budaya serta adat istiadat orang Batak. Kondisi yang ada, tidak ada yang seratus persen mulus serta tanpa prahara kehidupan, karena orang Batak, juga manusia yang memiliki masalah dan menghadapi kendala kehidupan, sama seperti warga masyarakat yang lainnya.

Oleh sebab itulah, seharusnya ada pemisahan pola pemikiran atas perbuatan individual seseorang, dengan konsep budaya serta alam pemikiran suatu komunitas masyarakat, agar tidak lagi dianggap sebagai mewakili citra perilaku seluruh anggota kelompok masyarakat mereka. Pelanggaran hukum yang mereka lakukan, merupakan buah dari nafsu dan keinginan pribadi yang tak bisa diredam.

Adanya sejumlah orang Batak yang terlibat kasus tindak pidana berskala nasional, patut disesali. Nasi sudah jadi bubur. Sekarang tinggal bagaimana orang Batak, khususnya generasi muda Batak, dapat memilah-milah antara perbuatan yang baik dan tidak baik, khususnya dalam mencari nafkah.

Cerminan sikap serta perilaku manusia, ada yang membawa image positif, dan ada pula yang image negatif. Nenek moyang orang Batak tidak pernah mengisyaratkan kepada generasi penerusnya untuk mensiasati beratnya alur jalan kehidupan dengan melanggar hukum. Dasarnya cukup jelas, karena setiap generasi penerus keluarga keturunan suku Batak, adalah Anak Ni Raja dan Boru Ni Raja.

Jadi, orang Batak harus bisa menunjukkan sikap dan perilaku layaknya keturunan raja, bukan malah bertindak kriminal dengan memenuhi nafsu atau keinginan memperkaya diri semata.

 

 

.Sarlen J. Manurung

Monday, 20 June 2011

Interview dari Rhodes Island, Amerika Serikat

Hari Kamis kemarin (16/06/11), saya mendapat e-mail untuk menghadiri interview pekerjaan. Tentu saja, saya bersukacita membacanya. E-mail itu segera saya balas dengan mengatakan, “I’ll be there.”

Saya sendiri tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi interview tersebut. Bisa dibilang, persiapan yang saya lakukan hanyalah mencari serta membaca bahan-bahan literasi dari google, lalu pergi ke rental pengetikkan dekat rumah untuk nge-print CV karena stok CV saya sudah habis.

Kegiatan interview itu sendiri berlangsung sore hari. Tepatnya, jam 16.30 WIB. Oleh sebab itu, saya mencoba untuk santai karena saya sendiri tidak ingin tegang saat menghadapi interview.

Akan tetapi, ternyata saya sendiri tidak bisa benar-benar santai, karena laptop saya tertular ratusan virus komputer dari flashdisk yang saya pakai untuk nge-print. Semenjak pagi hingga menjelang siang hari Jum’at itu, konsentrasi saya terbagi 2, antara membaca bahan literasi, dan membunuh ratusan virus yang sempat masuk ke laptop saya. Praktis, saya hanya bisa bersantai tidak lebih dari 1 jam.

Tadinya, saya ingin membawa mobil, namun saya tidak bisa melakukannya karena kantor yang memanggil saya untuk interview, berada di jalur three in one. Saya berangkat dari rumah jam 14.50, dengan perkiraan, saya sudah tiba di tempat sebelum jam 16.30.

Namun ternyata, perjalanan saya dari rumah, tidaklah lancar. Pada sore hari itu, jalan tol dalam kota, semenjak Halim hingga Komdak, macet berat. Sepertinya, kecepatan bus feeder jurusan Jababeka – Blok M yang saya tumpangi, antara 5 hingga 60 km/jam saja.

Rasa cemas membuat saya berdoa dalam hati, memohon pada Tuhan agar saya bisa tiba tepat waktu. Selain berdoa, hati saya juga dipenuhi harapan, agar supir bus dapat mengemudi lebih lincah lagi dalam mengambil jalan. Namun harapan Cuma harapan, karena nampaknya, supir bus yang saya tumpangi itu, adalah orang yang tertib, mengemudikan bus hanya di jalur tol pada lajur kiri.

Dan... yes, saya tiba terlambat 10 menit. Meskipun saya kebelet buang air kecil, tapi saya memilih untuk segera saja menuju lantai 23 gedung Perkantoran Ratu Plaza, letak kantor yang memanggil saya interview, saya tidak ke toilet terlebih dahulu.

Pada saat masuk, saya ditemui oleh Ibu Lita. Beliau lalu meminta saya untuk mengisi formulir isian. Ada 4 lembar form yang harus saya isi. Kesemuanya, berbahasa Inggris. 

Usai mengisi formulir tersebut, saya diminta untuk menunggu, sebelum saya bertemu dengan Ibu Bingah Suseno, pejabat kantor yang melakukan interview pada saya, dengan ditemani oleh Ibu Lita.

Awalnya, Ibu Bingah Suseno bertanya hal-hal umum pada saya sambil sesekali menjelaskan, bergerak di bidang apa perusahaan tersebut => design interior for office. Ibu Bingah berkata, pengguna jasa dari kantor tersebut didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkantor di Indonesia. Beliau lalu bertanya saya, apakah saya mampu berbahasa Inggris secara oral or written dengan baik.

Menjawab pertanyaan Ibu Bingah, saya berkata, “Yes, i can, not excellent, but not bad too.”

Proses interview selanjutnya, berlangsung dalam bahasa Inggris. Hampir seluruh pertanyaan Beliau bisa saya jawab dengan lancar, termasuk diantaranya, saat saya diminta Ibu Bingah bercerita soal pengalaman kerja saya di bidang rancang bangun selama ini.

Kepada Ibu Bingah Suseno juga saya jelaskan, spesialisasi saya adalah perencana dan juga pelaksana proyek rancang bangun rumah. “Tapi, saya lebih condong menangani struktural bangunan dibandingkan interior nya.”

Oouwww... I see. But, what we need right now is project manager with sufficiant experiences on handling interior design project, familiar with interior design job, especially, in project office.”

Pernyataan Ibu Bingah tersebut segera saya jawab dengan :

Interior design is a part of my job when i’m work in PT. GMP. When my office give me an order to be a leader of building houses project, in that point, i’m not only talking about the consept of design to the client. I give the client my profesional opinion and solution about fasade, lighting, railing, design, models and position of furniture. Sometime, i give my client a concept of landscape for the house too."

"When i'm writing the legend or specifications of building materials, i also put in the information about building materials that i want to using at, like : what is building materials that i'm using for railing (stainless, wood, glass, iron, or any else), what is the brand of paint and paint colors that i'm using, what is the types of lights that i'm using for every room, what is building materials that i'm using for the floor : tiles, marble, or parquet, etc." 

"I think, if we talking about building materials and furniture on design building project, we already talking about interior design. When i do presentation in front of my client about my concept of design, maybe i'm not expose it in detail, because i have a teamwork to do that (preparing the concept design for interior). But i know, my sketch design, they can realized it."

Saya akui, beberapa pertanyaan Beliau, ada beberapa yang tidak lancar saya jawab. Kok bisa? Iya, karena terkait dengan bahasa teknik. Saya tidak sempat mempelajarinya sebelum berangkat interview.

Usai menjawab sejumlah pertanyaan lain yang disampaikan oleh Ibu Bingah Suseno, Beliau lalu berkata, kalau pemilik perusahaan adalah orang Indonesia yang memiliki suami orang Amerika Serikat. Ibu Mirna namanya.

Pada saat interview atas diri saya berlangsung, Ibu Mirna dan suaminya sedang berada di Rhodes Island, Amerika Serikat.

And she want to talk with you right now”, kata Ibu Bingah sambil mengarahkan laptop yang ada di depan Ibu Lita. “We do it this interview in teleconference.”

Wallaa.. ini benar-benar sebuah pengalaman baru buat saya. Seumur-umur, baru kali ini saya menghadapi proses interview jarak jauh. Saya juga belum pernah mendengar ada teman saya atau orang lain yang pernah menghadapi interview secara teleconference. Mungkin, di luar negeri, mereka biasa melakukannya.

Pertanyaan pertama Ibu Mirna adalah : “What is your name, Bapak?”

Tentunya, saya menjawab pertanyaan Ibu Mirna tersebut dengan menyebutkan nama panjang saya dan nama panggilan saya.

Pertanyaan kedua Ibu Mirna sempat membuat saya berpikir keras karena langsung bertanya soal prinsip kerja yang biasa jalani dalam mengelola project, khususnya dalam memodulasi pekerjaan dan menjalankan program aplikasi MS Project sepanjang karir saya.

Yes, this not easy question for me to answer it. But, i try to give a good answer.

Waktu itu, yang terpikirkan dalam benak pikiran saya adalah soal presentasi. Oleh sebab itu, saya menjawab pertanyaan kedua Ibu Mirna tersebut dengan menyebutkan prinsip-prinsip presentasi yang biasa saya lakukan selama ini.

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan tentang MS Project, saya katakan kepada Beliau, kalau saya kurang menguasai aplikasi komputer MS Project, dan pada saat bekerja di PT. GMP,  ada staff saya yang membantu saya dalam menggunakan MS Project.

Selanjutnya, saya hanya membaca laporan mereka lalu membandingkannya dengan kondisi di lapangan. After that, saya memberikan arahan.

Ibu Mirna lalu bertanya pada saya, apa yang saya lakukan apabila saya menghadapi situasi, project yang saya pimpin, sudah mendekati batas dateline?

Pertanyaan Ibu Mirna saya jawab dengan : I will change the working schedule immediately, to be every day and over time. And if i have permit from my boss, i will raise new staff

Masih ada sejumlah pertanyaan yang disampaikan oleh Ibu Mirna. Namun saya tidak ingat semuanya. Kebanyakkan, Ibu Mirna banyak bertanya masalah teknis. Jujur saja, masalah teknis kerja dalam proyek interior, saya kurang menguasainya.

Beruntung sekali, ketika saya terlihat agak tersendat-sendat dalam memberikan jawaban, Ibu Bingah Suseno membantu saya memberikan jawaban. 

Kondisi selanjutnya, prosesi interview dengan Ibu Mirna melalui teleconference, tidak berjalan lancar, karena beberapa kali terjadi gangguan audio.

Interview dengan Ibu Mirna, akhirnya dianggap sudah cukup karena Ibu Mirna sering kali tidak mendengar suara saya, meskipun saya sudah agak berteriak dalam menyampaikan jawaban. Saya dan Ibu Mirna agak frustasi menghadapi audio yang sering kali tidak dapat diterima dengan baik oleh Ibu Mirna. Keadaan ini membuat saya sering mengulang jawaban, pada sisi yang lain, Ibu Mirna hanya mengatakan : “I can’t hear your voice, Bapak.”

Interview tersebut selesai kira-kira jam 19.00 WIB. Sebuah proses interview terlama yang pernah saya hadapi.

Sebelum saya meninggalkan ruangan, Ibu Bingah mengatakan kalo saat ini mereka sedang membutuhkan sejumlah karyawan baru. Saya, adalah orang pertama yang mereka undang untuk melakukan interview. Sedangkan yang lain, masih dalam penjadwalan.

Oleh sebab itu, mereka belum bisa memberikan jawaban soal diterima atau tidaknya saya untuk bekerja di kantor itu. Beliau menjanjikan, sebelum tanggal 30 Juni 2011, mereka sudah mengkonfirmasikannya kepada saya. Usai bersalaman, saya segera meninggalkan kantor itu. Tujuan pertama saya, bukanlah menunggu di depan pintu lift untuk turun ke bawah, namun ke toilet untuk melepaskan ‘hasrat’ untuk buang air kecil..hahahaha..

So, that is my story. Cerita tentang aktifitas interview yang saya lakukan pada hari Jum’at kemarin. Semoga bisa menjadi " cerita dongeng" yang bermanfaat.


.Sarlen J. Manurung  alu,ingahor tersebut didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkantor di Indonesia. tersebut. i 23 gedung Perkantoran

Monday, 13 June 2011

Ketika Berdagang Secara Online Menjadi Pilihan Usaha

Beberapa tahun belakangan ini, menjalankan bisnis online menjadi pilihan masyarakat untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dengan berwiraswasta.

Kalau ditanya apa motivasi membuka usaha secara online, maka setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Sejumlah orang melakoni bisnis online sebagai sebuah usaha sampingan. Ada pula yang menekuninya untuk bisa menambah uang saku, ingin belajar investasi lewat dunia usaha, dan tidak sedikit pula orang yang menjalani bisnis ini sebagai pendapatan utama mereka.

Rata-rata para pelaku bisnis online adalah ibu-ibu muda yang ingin mencari kesibukkan di rumah, atau orang-orang muda yang ingin menyalurkan bakat serta kemampuan bisnisnya. Ada pula mantan karyawan yang berhenti bekerja karena terkena PHK, atau mantan karyawan yang memang sengaja banting setir untuk mengadu peruntungan atau ingin merasakan tantangan baru. 

Lalu, apa sih sebenarnya bisnis online itu?

Sejumlah pihak menyebut bisnis online sebagai usaha perdagangan yang memanfaatkan berbagai situs social network di internet, sebagai media untuk mempromosikan serta menawarkan barang atau jasa yang ingin dijual, dimana target pemasarannya adalah para pengguna aktif internet.

Daniel Tumewa, Country Manager Multiply Indonesia (indonesia.multiply.com), menyebut peluang berusaha secara online sebagai entrepreneurship online, dimana kegiatan bisnis online, ditempatkan sebagai sarana mencetak wiraswastawan dan wiraswastawati (maksa yaa...) yang bergelut di bidang perdagangan secara online.

Apakah kelebihan dari menjalankan usaha secara online dari pada menjalankan usaha dengan cara membuka showroom? Apakah daya tariknya?

Pangsa Pasarnya Amat Luas

Animo masyarakat untuk bergelut dalam bisnis online, cukup besar, mengingat pangsa pasarnya juga sangat besar. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kantor Menkominfo, hingga bulan Juni 2010, pengguna aktif internet di seluruh Indonesia mencapai angka 4,5 juta orang lebih.

Tentu saja, jumlah tersebut masih belum termasuk pengguna internet di seluruh dunia. Masuknya pembeli dari mancanegara, membuat pangsa pasar menjadi lebih besar lagi. Hal ini dimungkingkan, selama para pelaku bisnis online di Indonesia, bisa mengirimkan barang yang dibeli oleh konsumen mancanegara, ke alamat yang dituju.

Pangsa pasar sebesar itu, memungkinkan setiap pelaku usaha perdagangan online, memiliki banyak kesempatan untuk mempunyai banyak pelanggan tetap serta calon pembeli, atas barang-barang yang mereka jual di wall website usaha online mereka. Oleh sebab itu bisa dikatakan, adanya potensi pasar yang sangat besar, membuat menjalankan usaha perdagangan online, amat menjanjikan.

Alternatif Pilihan Usaha dan Investasi

Menjalankan bisnis online, bisa dijadikan alternatif pilihan berusaha, sebelum mendapat showroom atau ruang berusaha di lokasi strategis. Jadi, kegiatan usaha serta brand image perusahaan sudah tercipta, meskipun “papan nama” usaha belum terpampang.

Bisnis online juga bisa menjadi pilihan dalam berinvestasi, dimana seseorang bisa memutar kembali dana lebih yang dimilikinya, sehingga memiliki potensi mendapatkan keuntungan yang bisa melebihi nilai bunga bank, apabila hanya “dipendam” dalam bentuk rekening tabungan atau deposito.

Rendah Biaya Promosi dan Biaya Operasional

Rendahnya biaya promosi serta operasional dengan berjualan secara online, merupakan daya tarik tersendiri yang membuat banyak orang mencoba peruntungan dengan bergelut di bidang usaha ini.

Pengeluaran biaya untuk promosi tergolong rendah, karena koridor dari aktifitas bisnis ini seutuhnya terintegrasi pada penggunaan internet, sehingga para pelakunya cukup mempromosikan website tempat usahanya dengan memanfaatkan internet.

Biaya promosi yang dikeluarkan pelaku usaha, bahkan bisa gratis (tanpa menghitung biaya koneksi internet tentunya) apabila pelaku bisnis online memanfaatkan ruang beriklan gratis yang disediakan berbagai website. Promosi gratisan juga bisa dilakukan dengan memasang atau bertukar link di wall berbagai situs jejaring sosial.

Demikian pula dengan kebutuhan operasional. Kecenderungan yang ada, menjalankan perdagangan online amat minim pengeluaran biaya, karena para pelaku usaha ini tidak harus memiliki showroom dan karyawan terlebih dahulu, sebab usaha ini bisa dijalankan dari rumah, sehingga tidak dibebani oleh berbagai macam pengeluaran biaya, seperti halnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan kalau membuka usaha di suatu ruang usaha atau showroom.

Contohnya : untuk biaya kontrak atau cicilan pembelian ruang usaha (berupa toko atau ruko), untuk gaji karyawan, untuk membayar pajak (reklame, PPN, dll.), untuk keperluan maintenance bangunan, dan untuk membayar berbagai tagihan bulanan (telepon, listrik, air, kebersihan, keamanan).

Adapun anggaran rutin yang perlu dipersiapkan oleh seorang pelaku bisnis online : untuk keperluan pembelian atau pembuatan barang-barang dagangan, dan biaya penggunaan koneksi internet serta pembelian pulsa ponsel.

Kenapa biaya pembelian pulsa ponsel ada termasuk di dalamnya? Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konsumen tentang informasi lebih mendetail atas produk barang yang diminati (dan untuk keperluan saat bertransaksi), follow up dilakukan melalui message di inbox e-mail atau melalui SMS.

Terkadang, ada konsumen yang enggan menyampaikan sejumlah pertanyaan menggunakan e-mail karena dianggap tidak cepat mendapat tanggapan. Banyak calon konsumen yang memilih bertanya dengan menggunakan pesan SMS.

Modal Tidak Harus Besar

Modal untuk menjalankan bisnis online, tidak harus besar, karena pada dasarnya, penyertaan modal usaha dalam menjalankan usaha ini, memang dapat disesuaikan dengan jumlah dana yang dimiliki para pelakunya.

Tinggal bagaimana kejelian para pelaku usaha ini untuk menjual produk-produk yang banyak dicari atau dibutuhkan masyarakat, mengelola usaha ini dengan baik, dan dapat mempertahankan kualitas pelayanannya sehingga bisa terus bertahan, semakin berkembang, dan dikenal masyarakat luas.

Ligwina Hananto – seorang financial planner consultant – menyebutkan : langkah penting yang perlu selalu dilakukan seseorang dalam menjalankan sebuah usaha, adalah : meminimalisir pengeluaran biaya. Tentu saja ketentuan tersebut telah dipenuhi.

Aktifitas Perdagangan Berlaku 24 Jam

Usaha ini sepenuhnya memanfaatkan sistem yang telah berjalan di internet. Oleh sebab itu, adanya akses internet yang berlaku 24 jam sehari, membuat aktifitas perdagangan dalam bisnis online, tidak mengenal batasan waktu operasional, sehingga para pelaku usaha ini cukup memantau kelancaran usahanya sekali-kali saja (dimana saja serta kapan saja), tidak harus membuka dan menutup “toko”.

Waktu operasional yang “tidak dibatasi” membuat calon konsumen dapat berkunjung setiap saat, seperti layaknya pergi mengunjungi sebuah toko yang buka 24 jam. Bayangkan, waktu operasional yang panjang, namun tidak diikuti oleh peningkatan biaya operasional. Padahal, kesempatan untuk mendapatkan banyak calon konsumen, lebih terbuka lebar.  

Kelima kelebihan diatas, kiranya cukup menjadi alasan, kenapa ada banyak orang yang tertarik untuk terjun di dunia bisnis online ini. Padahal, masih ada sejumlah kelebihan lain yang dapat diperoleh dengan membuka bisnis online.

Salah satunya, para pelaku bisnis online dapat terus menjalin serta membina hubungan komunikasi baik dengan para konsumennya usai transaksi pembelian (fungsi after sales service), mengingat dalam proses transaksi, komunikasi dapat terus dibangun melalui e-mail atau SMS.

Artinya, para pelaku usaha ini, dapat memperluas lingkup pertemanan, apalagi kalau kegiatan usaha ini, memanfaatkan sejumlah situs jejaring sosial.

Perdagangan online adalah perdagangan nyata di dunia maya. Apa yang ditampilkan sebagai produk barang yang dijual dan produk jasa yang ditawarkan, merupakan produk-produk yang kelak memang bisa dimiliki atau ditemui oleh para konsumennya, tentu saja setelah mereka mentransfer dana yang disepakati sebagai harga pembelian barang secara online.

Oleh sebab itulah, orang-orang yang bergerak di perdagangan online, sebaiknya adalah orang-orang yang benar-benar menjunjung tinggi kejujuran, utamanya, dalam menyampaikan informasi tentang spesifikasi dan kondisi barang yang dijualnya, serta pemenuhan janji atas pengiriman barang yang telah dibayar oleh konsumen. 

Jadi, para pelaku usaha ini, sebaiknya bukanlah orang-orang yang attitude-nya jelek, karena mempunyai niat atau pikiran untuk membohongi / menipu orang-orang yang tertarik membeli produk yang dijualnya.

Bagaimanapun, para konsumen hanya diberikan tampilan gambar foto tentang produk yang dijual. Apabila seorang pedagang online sering mendapatkan complain karena produk barang yang dikirim ternyata tidak seperti yang disebutkan sebagai spesifikasi barang atau tidak dikirim tepat waktu, jangan berharap, usaha dagang online yang dijalaninya, dapat semakin berkembang serta bertahan lama.


.Sarlen Julfree Manurung

Saturday, 11 June 2011

Kalau Merasa Tidak Bersalah, Kenapa Harus "Berobat" ke Luar Negeri?

Sepanjang hari, saya kehilangan ide untuk menulis. Benar-benar gak tahu mau nulis tentang apa. Kayaknya, sudah hampir semua hal pernah saya jadikan bahan tulisan.


Merasa mengalami blank spot untuk menghasilkan sebuah artikel, saya memilih untuk membaca-baca tulisan yang di sejumlah media online. Ternyata, hampir semua media online membahas tentang kegagalan KPK menghadirkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin, untuk menyampaikan kesaksian sebagai terperiksa (bukan sebagai saksi atau tersangka - karena masih dalam tahap penyelidikan kasus) kemarin (10/06/11).


Pemanggilan M. Nazaruddin sendiri, bukan untuk menyampaikan kesaksian terkait kasus suap yang telah menempatkan Sesmenpora sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi, namun terkait kasus tindak pidana korupsi yang terjadi di Kemendiknas tahun 2007, dalam pengadaan barang di Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), untuk kebutuhan Revitalisasi Saranan dan Prasarana Pendidikan.


Saat ditanya wartawan Teve One soal sikap M. Nazaruddin tersebut, Denny Kailimang, anggota DPP Partai Demokrat yang memimpin Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum, mengatakan, M. Nazaruddin berhak untuk tidak memenuhi panggilan KPK tersebut, karena surat pemanggilan KPK itu tidak diterimanya secara langsung. Menurut Denny, keputusan yang dibuat M. Nazaruddin untuk tidak hadir memenuhi panggilan KPK kemarin (10/06/11), dibenarkan Undang-Undang.


KPK sendiri mengakui, surat pemanggilan kepada M. Nazaruddin dikirimkan ke Sekretariat Fraksi Partai Demokrat di DPR, karena saat dikirimkan ke rumah M. Nazaruddin, tidak ada orang yang menerimanya.  


Tentu saja surat pemanggilan KPK itu tidak diterima oleh M. Nazaruddin, karena berdasarkan informasi yang disampaikan pihak Dirjen Imigrasi, hingga tadi siang, M. Nazaruddin beserta isterinya, belum kembali ke tanah air.


Banyak pihak yang sudah menduga, M. Nazaruddin tidak akan memunculkan "batang hidungnya" di KPK. Nampaknya, ada keyakinan dalam diri M. Nazaruddin kalau dirinya akan dijadikan tersangka. 


DPP Partai Demokrat sendiri sudah mengirim 3 orang pejabat teras DPP Partai Demokrat (Soetan Bhatugana, Benny K. Harman, dan Saan Mustofa) ke Singapura, untuk berbicara dan meminta M. Nazaruddin agar pulang ke tanah air. Saat bertemu ketiganya, M. Nazaruddin berjanji akan segera kembali untuk menyelesaikan kasus hukum yang sedang dihadapinya.  


Pada saat melakukan pers conference terkait hasil pembicaraan antara ketiga pejabat teras DPP Partai Demokrat dengan M. Nazaruddin di suatu tempat di Singapura, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengatakan, keberadaan M. Nazaruddin di Singapura adalah untuk berobat. Anas mengaku, tim DPP Partai Demokrat yang dikirim ke Singapura, tidak berhasil meminta M. Nazaruddin untuk kembali ke Indonesia.


Anas Urbaningrum juga tidak menyebutkan kapan M. Nazaruddin akan kembali. Sayangnya, saat pers conference itu tidak disebutkan, apakah tim DPP Partai Demokrat yang telah bertemu dengan M. Nazaruddin di Singapura, meminta M. Nazaruddin untuk berobat di dalam negeri saja. Selain sudah banyak rumah sakit bertaraf internasional, ada banyak dokter-dokter berpengalaman di negeri kita yang bisa membantu menyembuhkannya.


Jika memang tidak kembali dalam waktu dekat, sikap yang diambil M. Nazaruddin tersebut bisa dikategorikan sebagai tindak "pembangkangan" atas perintah yang telah dikeluarkan oleh SBY selaku Ketua Pembina Partai Demokrat, agar dirinya kembali untuk menjalani proses hukum yang harus dihadapinya.


Seharusnya SBY mengambil langkah lebih tegas lagi. Kredibilitas SBY sebagai Presiden amat dipertaruhkan, mengingat SBY sendiri mengatakan, dirinya adalah orang yang berdiri paling depan untuk memerangi korupsi di Indonesia.


Meskipun baru dinyatakan sebagai sebuah sangkaan, namun penyebutan nama M. Nazaruddin dalam sejumlah kasus tindak pidana korupsi, merupakan sebuah tanda, M. Nazaruddin tidak menjaga citra pembinanya, yang juga adalah pendiri partai tempat dirinya membangun karir politik.


M. Nazaruddin sendiri pernah menulis dalam testimoni di blog pribadinya (yang telah dihapus) dan dalam pers release yang pernah dikirimkannya ke suatu media, kalau kasus yang sedang dihadapinya saat ini, merupakan hasil rekayasa, dan dianggap sebagai sebuah isapan jempol belaka. 


Kalau memang merupakan sebuah isapan jempol belaka, seharusnya M. Nazaruddin tidak perlu "takut" atau ragu untuk segera pulang ke Indonesia, sehingga bisa mengklarifikasi kalau sangkaan tentang keterlibatannya dalam kasus suap di Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, dan dalam sejumlah tindak pidana korupsi lainnya (yang disebutnya sebagai perbuatan konspirasi anggota partai lain, yang "sengaja" diarahkan untuk menjatuhkannya) adalah tidak benar.


Jika tidak, sangkaan keterlibatan dirinya dalam kasus-kasus tindak pidana korupsi, adalah benar adanya.


Sikap ini sama seperti sikap Nunun Nurbaeti, yang telah dijadikan tersangka oleh KPK karena dinilai terlibat dalam  kasus suap terhadap anggota DPR saat pemilihan Deputi Senior BI.


Meskipun suaminya Pak Adang Dorodjatun (mantan Wakapolri dan sekarang anggota DPR RI dari F-PKS) dengan keras membela isterinya, namun kalau Nunun sendiri tidak berani tampil untuk menyampaikan kesaksian di bawah sumpah, maka sama artinya, "pelarian" Nunun untuk berobat tersebut, merupakan pertanda, sangkaan yang diarahkan kepadanya, benar adanya.


Anehhh... sakit ingatan berat, kok, bisa jalan-jalan ke Thailand sama Kamboja?


Hamparan jutaan kata-kata pembelaan atau kata-kata bantahan, hanyalah upaya mencari-cari pembenaran adanya tindakan menghindar dari sanksi hukum. Sebagai mantan Wakapolri, Pak Adang Dorodjatun seharusnya meminta isterinya pulang, bukan memaksa KPK menjadikan 2 orang yang sering diungkit-ungkitnya sebagai tersangka pula. Bagaimana KPK bisa mengambil keputusan, kalau Nunun sendiri tidak bicara? 


Demikian pula dengan M. Nazaruddin. Curhat lewat tulisan blog saja, tidak akan membuat KPK berhenti memintanya untuk bersaksi, atau membuat masyarakat menilainya telah berlaku layaknya koruptor-koruptor lain, yang pergi ke luar negeri dengan alasan sakit. 


Bagaimana pun, namanya ada disebutkan sebagai orang yang diduga mengetahui atau diduga terlibat kasus tindak pidana korupsi. 


Kalau memang merasa tidak melakukan tindak pidana korupsi, kenapa harus takut menyampaikan kesaksian? Apakah pura-pura sakit lalu berobat ke luar negeri, adanya sangkaan terlibat tindak pidana korupsi yang diarahkan pada mereka, bisa dihapuskan? Bukankah tudingan itu akan semakin menguat? 


Apabila hanya berkilah saja, tidak akan pernah ada kedamaian hidup dan kedamaian di hati. Selalu merasa gundah (kalau ABG sekarang bilang, lagi GALAU) : merasa takut, merasa dikejar-kejar, merasa dizolimi... Bukankah lebih baik kalau keadaan ini dihadapi saja dengan sikap KSATRIA?


Btw, ada satu hal menarik lainnya usai saya membaca tulisan-tulisan artikel tentang kasus yang disangkakan kepada M. Nazaruddin di berbagai media online :


Rupanya, KPK tidak hanya sedang menyidik dan menyelidiki kasus-kasus yang menyebutkan nama M. Nazaruddin sebagai pihak yang dianggap mengetahui atau terlibat langsung dalam kasus tindak pidana korupsi di sejumlah departemen. Isterinya M. Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, ternyata juga diduga mengetahui atau terlibat dalam sejumlah kasus tindak pidana korupsi. Apakah karena itu, mereka berdua sama-sama "berobat" ke luar negeri?


Well.. mereka memang jodoh..  =)



.SJM

Wednesday, 1 June 2011

Katakan Langsung dengan Mulutmu, Bukan Lewat Message di Ponsel-mu

Saat ini, ada banyak orang yang hidupnya seakan tidak bisa lepas dari adanya gadget ponsel pintar dalam genggaman tangan mereka. Mulai dari bangun pagi hingga menjelang tidur untuk beristirahat pada malam hari, mata dan tangan mereka seakan tak bisa dipisahkan dari gadget ponsel pintar.

Bisa dibilang, gadget ponsel pintar telah menjadi identitas masyarakat modern. Hidup seperti ada yang kurang kalau sehari saja tidak bersentuhan dengan gadget.

“Lebih baik saya ketinggalan dompet saya dari pada ketinggalan Blackberry atau HP android saya”, demikian pernyataan seorang karyawati saat ditanya arti penting gadget ponsel pintar bagi dirinya.  

Rata-rata, pengguna gadget ponsel pintar adalah kaum pekerja. Ada juga mahasiswa, pelajar, atau kelompok ibu-ibu rumah tangga yang menggunakannya. Namun, hanya kaum pekerja saja yang lebih aktif memanfaatkan gadget ponsel pintar untuk memperlancar pekerjaan.

Gadget ponsel pintar memang tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi semata. Kelebihan dari perangkat komunikasi jenis ini, terletak pada adanya sejumlah fitur yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kelancaran aktifitas pekerjaan para penggunanya.

Selama fungsi dari sejumlah fitur yang ada di gadget dapat dipergunakan secara efektif, produktifitas serta mobilitas kerja dapat lebih ditingkatkan, karena gadget membuat komunikasi, koordinasi, dan aktifitas bekerja, dapat dilakukan dimana saja (tentunya, selama masih dalam jangkauan jaringan penyelenggara telekomunikasi selular atau jaringan internet).  

Beberapa fitur yang “ditanam” dalam gadget ponsel pintar, memang bermanfaat untuk membantu kelancaran usaha atau aktifitas komunikasi para penggunanya. Pengiriman data atau foto yang baru diambil, dapat dilakukan dalam sekejap waktu, tanpa harus dikoneksi terlebih dahulu dengan suatu perangkat komputer yang telah tersambung dengan jaringan internet.

Hanya dengan menekan satu tombol, penggunanya dapat langsung membaca e-mail, melakukan browsing atau chatting dengan orang lain, dan membuka situs jejaring sosial. Bahkan gadget ponsel pintar bisa dipergunakan untuk melakukan komunikasi secara teleconference dengan sejumlah orang yang ada di berbagai tempat, dalam waktu yang bersamaan.

Kelebihan lain yang bisa ditemukan dari gadget ponsel pintar, adalah pengguna perangkat ini dapat melakukan upgrade kapasitas fungsi gadget secara manual dengan men-download fitur yang sesuai dengan kebutuhan / keinginan penggunanya.

Penggunaan gadget ponsel pintar untuk bekerja, memang lebih efisien waktu. Dunia komunikasi dan interaksi, benar-benar dalam genggaman. Mahalnya harga gadget ponsel pintar, sebanding dengan nilai tambah yang bisa diperoleh para penggunanya.

Namun demikian, banyaknya kelebihan fungsi yang bisa diperoleh para pengguna gadget ponsel pintar, bukan berarti perangkat komunikasi ini tidak memiliki kekurangan. Hal ini menandakan, tidak ada produk teknologi yang benar-benar sempurna, apalagi kalau penggunaannya tidak merawat dan memahami karakteristik penggunaan produk secara tepat guna serta tepat fungsi.  

Apabila dilihat dari sisi perangkatnya, ada kecenderungan, batre gadget ponsel pintar tidak tahan lama (mudah drop), karena pemakaian yang tidak mengenal waktu. Selain itu, gadget ponsel pintar juga mudah henk karena pengguna tidak sabar menunggu proses loading yang sedang berlangsung. Perangkat ini juga tidak 100 % aman dari serangan virus.

Sedangkan pada sisi yang lain, orang-orang yang hidupnya “bergantung” pada penggunaan gadget ponsel pintar, bisa tidak perduli dengan kondisi atau keadaan lingkungan disekitarnya, karena terlalu tenggelam dengan “dunianya” sendiri. Oleh karena kesenangan yang bisa diperoleh saat membuka fitur-fitur yang ada dalam gadget ponsel pintar, para penggunanya tiba-tiba saja mengalami “gejala autis” berat.

Gejala autis yang dimaksudkan disini, memang bisa dikonotasikan seperti arti harafiah dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan penderita autis. Mereka dapat lupa diri serta lupa waktu, sepertinya tidak ada hal-hal penting lain yang bisa mereka kerjakan.

Semenjak gadget ponsel pintar mengalami booming di negeri kita, ada banyak penggunanya yang tidak lagi konsentrasi dalam bekerja. Banyak diantaranya berubah menjadi pribadi-pribadi yang suka melalaikan tugas dan tanggung jawabnya. Tingkat kedisiplinan mereka berkurang.

Disadari atau tidak, adanya penggunaan gadget ponsel pintar yang tidak mengenal waktu, ternyata telah menjadi penyebab kurang harmonisnya hubungan pasangan suami-isteri, dan merenggangnya hubungan dua anak manusia yang sedang berpacaran. Hal ini bisa terjadi karena pasangannya telah merasa kehilangan respect dari kekasih hatinya, semenjak aktif menggunakan gadget ponsel pintar.

Boleh percaya boleh tidak, bahkan ada pasangan yang akhirnya memutuskan untuk berpisah setelah mengetahui pasangannya berselingkuh. Perselingkuhan dilakukan dengan menjalin komunikasi intim dengan orang lain, memanfaatkan fasilitas messenger yang ada di dalam gadget ponsel pintar.

(kita sama-sama mengetahui kalau hingga kini belum ada suatu perangkat spying yang bisa “mencuri tahu” pembicaraan yang telah dilakukan melalui BBM – Blackberry Messenger)

Jadi bisa dikatakan, dampak buruk dari penggunaan gadget ponsel pintar yang tidak mengenal waktu adalah bisa menjauhkan orang-orang yang dekat di hati atau di kehidupan kita.

Selain itu, ada banyak pengguna gadget ponsel pintar yang tidak menyadari kalau kelincahan jari-jari mereka dalam menekan keypad ataupun men-scroll track ball, ternyata bisa menyebabkab jari-jari mereka mengalami cidera, yaitu pada bagian ruas-ruas tulang jari.

Cidera pada ruas-ruas tulang jari ini, awalnya memang hanya cidera biasa. Namun, apabila dibiarkan atau tidak disikapi dengan bijaksana, cidera tersebut dapat bersifat cacat permanen, dimana proses penyembuhannya membutuhkan waktu lama, dan memerlukan penanganan medis secara serius.

Well, kemampuan aksebilitas dan koneksifitas yang terdapat di dalam gadget ponsel pintar, memang membantu meningkatkan kinerja serta mendukung mobilitas kerja. Kondisi ini ternyata berdampak pada peningkatan penggunaan gadget ponsel pintar, khususnya di kalangan pekerja profesional.

Adanya peningkatan luar biasa dalam penggunaan gadget ponsel pintar, telah menghadirkan istilah : “It is heaven for business owners, but hell for employees”.

Baiknya pertumbuhan pengguna gadget ponsel pintar, hanyalah menguntungkan pihak pabrikan dan penjual perangkat ini. Sedangkan bagi para penggunanya, keuntungan atau kerugian dari pemakaian gadget ponsel pintar itu sendiri, amat bergantung pada ada atau tidaknya perilaku bijaksana saat menggunakan perangkat ini (who’s the man behind the gun).

Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di depan enam ribu wisudawan mahasiswa University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tanggal 18 Mei 2009 lalu, mengatakan : "Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."

Himbauan yang disampaikan oleh Eric Schmidt tersebut merupakan sebuah pernyataan keprihatinan seorang pemimpin perusahaan besar, terhadap fenomena yang terjadi di kalangan anak-anak muda, yang semakin jauh dari hubungan interaksi sosial dengan masyarakat disekitar mereka, karena larut dalam aneka kesenangan yang di dapat melalui browsing internet menggunakan ponsel.

Oprah Winfrey – ratu talk show dunia – juga gencar berkampanye kepada masyarakat Amerika Serikat agar setiap anggota masyarakat tidak menggunakan ponsel pada saat mengemudikan kendaraan. Kampanye Oprah tersebut didasari oleh rasa keprihatinan atas tingginya jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh pengemudi yang menggunakan ponsel saat mengendarai mobil.

Salah satu kelebihan penggunaan gadget ponsel pintar adalah dapat mendekatkan mereka yang jauh, mendorong peningkatan kinerja serta mobilitas kerja, dan adanya sarana untuk menikmati sejumlah hiburan yang bisa dibawa kemana-mana. 

Akan tetapi, itu bukanlah berarti, gadget ponsel pintar mengendalikan alur kehidupan manusia. Sebab kondisi yang benar dan seharusnya ada, adalah : para penggunanya harus mampu mengendalikan pemakaiannya.

Membangun komunikasi yang sehat, adalah komunikasi yang dilakukan dengan face to face (bertemu langsung), dan tidak menggunakan bahasa tulisan yang dikirim lewat messenger atau ke inbox message

Dalam hal ini, setiap orang menjaga sikap respect kepada orang lain, karena pada saat berkomunikasi secara langsung, masing-masing pihak dapat menatap mata (memperhatikan dengan seksama) dan melihat bahasa tubuh lawan bicaranya, saat berinteraksi.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang senang diacuhkan pada saat sedang bicara karena lawan bicaranya tetap larut sibuk menekan keypad ponselnya. 

Oleh sebab itu, para pengguna gadget ponsel pintar juga dapat bersikap bijaksana, dengan mengendalikan diri, menetapkan batasan-batasan saat menenggelamkan diri menggunakan gadget ponsel pintarnya, sehingga mereka juga memiliki kesempatan untuk bisa merespon percakapan dari orang-orang yang mengajak mereka bicara.

Sikap menghargai orang lain saat berbicara, seharusnya menjadi budaya hidup yang memiliki tata krama. Kita harus bisa berlaku santun dengan tidak berlaku seenaknya, Kita harus tahu diri, tahu waktu, dan tahu bagaimana cara memposisikan diri kita, kalau kita juga ingin orang lain berlaku sama kepada kita.

Mari, kita memanusiakan waktu untuk orang-orang di sekeliling kita, bukan hanya larut dalam kesenangan yang dihadirkan gadget ponsel pintar yang kita miliki.


.Sarlen Julfree Manurung