Monday, 20 June 2011

Interview dari Rhodes Island, Amerika Serikat

Hari Kamis kemarin (16/06/11), saya mendapat e-mail untuk menghadiri interview pekerjaan. Tentu saja, saya bersukacita membacanya. E-mail itu segera saya balas dengan mengatakan, “I’ll be there.”

Saya sendiri tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi interview tersebut. Bisa dibilang, persiapan yang saya lakukan hanyalah mencari serta membaca bahan-bahan literasi dari google, lalu pergi ke rental pengetikkan dekat rumah untuk nge-print CV karena stok CV saya sudah habis.

Kegiatan interview itu sendiri berlangsung sore hari. Tepatnya, jam 16.30 WIB. Oleh sebab itu, saya mencoba untuk santai karena saya sendiri tidak ingin tegang saat menghadapi interview.

Akan tetapi, ternyata saya sendiri tidak bisa benar-benar santai, karena laptop saya tertular ratusan virus komputer dari flashdisk yang saya pakai untuk nge-print. Semenjak pagi hingga menjelang siang hari Jum’at itu, konsentrasi saya terbagi 2, antara membaca bahan literasi, dan membunuh ratusan virus yang sempat masuk ke laptop saya. Praktis, saya hanya bisa bersantai tidak lebih dari 1 jam.

Tadinya, saya ingin membawa mobil, namun saya tidak bisa melakukannya karena kantor yang memanggil saya untuk interview, berada di jalur three in one. Saya berangkat dari rumah jam 14.50, dengan perkiraan, saya sudah tiba di tempat sebelum jam 16.30.

Namun ternyata, perjalanan saya dari rumah, tidaklah lancar. Pada sore hari itu, jalan tol dalam kota, semenjak Halim hingga Komdak, macet berat. Sepertinya, kecepatan bus feeder jurusan Jababeka – Blok M yang saya tumpangi, antara 5 hingga 60 km/jam saja.

Rasa cemas membuat saya berdoa dalam hati, memohon pada Tuhan agar saya bisa tiba tepat waktu. Selain berdoa, hati saya juga dipenuhi harapan, agar supir bus dapat mengemudi lebih lincah lagi dalam mengambil jalan. Namun harapan Cuma harapan, karena nampaknya, supir bus yang saya tumpangi itu, adalah orang yang tertib, mengemudikan bus hanya di jalur tol pada lajur kiri.

Dan... yes, saya tiba terlambat 10 menit. Meskipun saya kebelet buang air kecil, tapi saya memilih untuk segera saja menuju lantai 23 gedung Perkantoran Ratu Plaza, letak kantor yang memanggil saya interview, saya tidak ke toilet terlebih dahulu.

Pada saat masuk, saya ditemui oleh Ibu Lita. Beliau lalu meminta saya untuk mengisi formulir isian. Ada 4 lembar form yang harus saya isi. Kesemuanya, berbahasa Inggris. 

Usai mengisi formulir tersebut, saya diminta untuk menunggu, sebelum saya bertemu dengan Ibu Bingah Suseno, pejabat kantor yang melakukan interview pada saya, dengan ditemani oleh Ibu Lita.

Awalnya, Ibu Bingah Suseno bertanya hal-hal umum pada saya sambil sesekali menjelaskan, bergerak di bidang apa perusahaan tersebut => design interior for office. Ibu Bingah berkata, pengguna jasa dari kantor tersebut didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkantor di Indonesia. Beliau lalu bertanya saya, apakah saya mampu berbahasa Inggris secara oral or written dengan baik.

Menjawab pertanyaan Ibu Bingah, saya berkata, “Yes, i can, not excellent, but not bad too.”

Proses interview selanjutnya, berlangsung dalam bahasa Inggris. Hampir seluruh pertanyaan Beliau bisa saya jawab dengan lancar, termasuk diantaranya, saat saya diminta Ibu Bingah bercerita soal pengalaman kerja saya di bidang rancang bangun selama ini.

Kepada Ibu Bingah Suseno juga saya jelaskan, spesialisasi saya adalah perencana dan juga pelaksana proyek rancang bangun rumah. “Tapi, saya lebih condong menangani struktural bangunan dibandingkan interior nya.”

Oouwww... I see. But, what we need right now is project manager with sufficiant experiences on handling interior design project, familiar with interior design job, especially, in project office.”

Pernyataan Ibu Bingah tersebut segera saya jawab dengan :

Interior design is a part of my job when i’m work in PT. GMP. When my office give me an order to be a leader of building houses project, in that point, i’m not only talking about the consept of design to the client. I give the client my profesional opinion and solution about fasade, lighting, railing, design, models and position of furniture. Sometime, i give my client a concept of landscape for the house too."

"When i'm writing the legend or specifications of building materials, i also put in the information about building materials that i want to using at, like : what is building materials that i'm using for railing (stainless, wood, glass, iron, or any else), what is the brand of paint and paint colors that i'm using, what is the types of lights that i'm using for every room, what is building materials that i'm using for the floor : tiles, marble, or parquet, etc." 

"I think, if we talking about building materials and furniture on design building project, we already talking about interior design. When i do presentation in front of my client about my concept of design, maybe i'm not expose it in detail, because i have a teamwork to do that (preparing the concept design for interior). But i know, my sketch design, they can realized it."

Saya akui, beberapa pertanyaan Beliau, ada beberapa yang tidak lancar saya jawab. Kok bisa? Iya, karena terkait dengan bahasa teknik. Saya tidak sempat mempelajarinya sebelum berangkat interview.

Usai menjawab sejumlah pertanyaan lain yang disampaikan oleh Ibu Bingah Suseno, Beliau lalu berkata, kalau pemilik perusahaan adalah orang Indonesia yang memiliki suami orang Amerika Serikat. Ibu Mirna namanya.

Pada saat interview atas diri saya berlangsung, Ibu Mirna dan suaminya sedang berada di Rhodes Island, Amerika Serikat.

And she want to talk with you right now”, kata Ibu Bingah sambil mengarahkan laptop yang ada di depan Ibu Lita. “We do it this interview in teleconference.”

Wallaa.. ini benar-benar sebuah pengalaman baru buat saya. Seumur-umur, baru kali ini saya menghadapi proses interview jarak jauh. Saya juga belum pernah mendengar ada teman saya atau orang lain yang pernah menghadapi interview secara teleconference. Mungkin, di luar negeri, mereka biasa melakukannya.

Pertanyaan pertama Ibu Mirna adalah : “What is your name, Bapak?”

Tentunya, saya menjawab pertanyaan Ibu Mirna tersebut dengan menyebutkan nama panjang saya dan nama panggilan saya.

Pertanyaan kedua Ibu Mirna sempat membuat saya berpikir keras karena langsung bertanya soal prinsip kerja yang biasa jalani dalam mengelola project, khususnya dalam memodulasi pekerjaan dan menjalankan program aplikasi MS Project sepanjang karir saya.

Yes, this not easy question for me to answer it. But, i try to give a good answer.

Waktu itu, yang terpikirkan dalam benak pikiran saya adalah soal presentasi. Oleh sebab itu, saya menjawab pertanyaan kedua Ibu Mirna tersebut dengan menyebutkan prinsip-prinsip presentasi yang biasa saya lakukan selama ini.

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan tentang MS Project, saya katakan kepada Beliau, kalau saya kurang menguasai aplikasi komputer MS Project, dan pada saat bekerja di PT. GMP,  ada staff saya yang membantu saya dalam menggunakan MS Project.

Selanjutnya, saya hanya membaca laporan mereka lalu membandingkannya dengan kondisi di lapangan. After that, saya memberikan arahan.

Ibu Mirna lalu bertanya pada saya, apa yang saya lakukan apabila saya menghadapi situasi, project yang saya pimpin, sudah mendekati batas dateline?

Pertanyaan Ibu Mirna saya jawab dengan : I will change the working schedule immediately, to be every day and over time. And if i have permit from my boss, i will raise new staff

Masih ada sejumlah pertanyaan yang disampaikan oleh Ibu Mirna. Namun saya tidak ingat semuanya. Kebanyakkan, Ibu Mirna banyak bertanya masalah teknis. Jujur saja, masalah teknis kerja dalam proyek interior, saya kurang menguasainya.

Beruntung sekali, ketika saya terlihat agak tersendat-sendat dalam memberikan jawaban, Ibu Bingah Suseno membantu saya memberikan jawaban. 

Kondisi selanjutnya, prosesi interview dengan Ibu Mirna melalui teleconference, tidak berjalan lancar, karena beberapa kali terjadi gangguan audio.

Interview dengan Ibu Mirna, akhirnya dianggap sudah cukup karena Ibu Mirna sering kali tidak mendengar suara saya, meskipun saya sudah agak berteriak dalam menyampaikan jawaban. Saya dan Ibu Mirna agak frustasi menghadapi audio yang sering kali tidak dapat diterima dengan baik oleh Ibu Mirna. Keadaan ini membuat saya sering mengulang jawaban, pada sisi yang lain, Ibu Mirna hanya mengatakan : “I can’t hear your voice, Bapak.”

Interview tersebut selesai kira-kira jam 19.00 WIB. Sebuah proses interview terlama yang pernah saya hadapi.

Sebelum saya meninggalkan ruangan, Ibu Bingah mengatakan kalo saat ini mereka sedang membutuhkan sejumlah karyawan baru. Saya, adalah orang pertama yang mereka undang untuk melakukan interview. Sedangkan yang lain, masih dalam penjadwalan.

Oleh sebab itu, mereka belum bisa memberikan jawaban soal diterima atau tidaknya saya untuk bekerja di kantor itu. Beliau menjanjikan, sebelum tanggal 30 Juni 2011, mereka sudah mengkonfirmasikannya kepada saya. Usai bersalaman, saya segera meninggalkan kantor itu. Tujuan pertama saya, bukanlah menunggu di depan pintu lift untuk turun ke bawah, namun ke toilet untuk melepaskan ‘hasrat’ untuk buang air kecil..hahahaha..

So, that is my story. Cerita tentang aktifitas interview yang saya lakukan pada hari Jum’at kemarin. Semoga bisa menjadi " cerita dongeng" yang bermanfaat.


.Sarlen J. Manurung  alu,ingahor tersebut didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkantor di Indonesia. tersebut. i 23 gedung Perkantoran

No comments:

Post a Comment