Friday, 29 January 2010

Aksi Demonstrasi, Bukan Aksi Menebar Benci

Kemarin (28/01/10), sebuah aksi demonstrasi besar di depan Istana Merdeka. Pelaksananya, ribuan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan aspirasi demokrasi, sehubungan dengan 100 hari masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, mereka ingin menggugah pernyataan pemerintah yang telah berulang kali menyatakan, hampir semua dari 15 program kerja prioritas yang telah dicanangkan Presiden SBY pada tanggal 5 November 2009 lalu, telah berhasil dilakukan.

Mahasiswa menilai, keberhasilan yang dimaksudkan pemerintah tersebut, belum sampai pada tahap finalisasi hasil kerja, yang manfaat dan efektifitas pelaksanaannya, baru sebatas catatan laporan kerja, karena belum menghadirkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dan perbaikan kemampuan ekonomi (daya beli) masyarakat.

Eforia yang telah dipublikasikan, nampaknya hanya ingin membangun imajinasi positif dalam benak pikiran masyarakat atas kepemimpinan Presiden SBY.

Padahal hingga kini, pencapaian besar yang digembar-gemborkan sebagai sebuah keberhasilan itu, belum dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat hasil kerjanya.

Sebuah program kerja yang diadakan untuk kepentingan / kemajuan masyarakat, selayaknya mempunyai periodisasi waktu tidak sebentar dalam pemberlakuannya, mengingat luasnya wilayah negara kita, dan perlu dilakukannya tindakan sosialisasi untuk memperkenalkannya kepada masyarakat.

Akan tetapi tindakan sosialisasi tidak dilakukan dengan maksimal. Hal ini diakui pula oleh salah seorang menteri yang menjadi narasumber dalam acara dialog di stasiun televisi swasta, semalam.

Menteri tersebut menyatakan, upaya sosialisasi terbentur oleh maraknya pemberitaan kasus pembunuhan Nazarudin Zulkarnaen yang menempatkan mantan Ketua KPK, Antashari Azhar sebagai terdakwa, dan pemberitaan tentang sidang-sidang Pansus Hak Angket DPR RI atas kasus Bank Century.

Tentu saja, ini adalah sebuah kelalaian karena memaparkan isi dari 15 program kerja prioritas dan program-program kerja pemerintah lainnya kepada masyarakat, merupakan kewajiban pemerintah. Masyarakat berhak untuk mengetahuinya.

Oleh sebab itu, perlu dipertanyakan apakah dasar dari penetapan tingkat keberhasilan pelaksanaan program kerja prioritas yang telah dipublikasikan pemerintah pada pertengahan bulan Januari 2010 ini.

Nampaknya, tujuan mempublikasikan "kesuksesan" sebelum genap 100 hari masa kerja tersebut, selain untuk menarik perhatian dan rasa simpatik masyarakat, juga untuk mengalihkan perhatian dari maraknya pemberitaan soal kasus Bank Century yang sedang dicermati Panitia Khusus Hak Angket DPR RI.

Dalam khasanah kehidupan berdemokrasi, aksi demonstrasi yang akan digelar mahasiswa besok, sebaiknya kita terjemahkan sebagai tindakan mengingatkan pemerintahan Presiden SBY untuk tidak membangun opini publik dengan menghadirkan upaya-upaya terukur yang sesungguhnya hanya ingin memberi kesan baik semata.

Saat ini, tingkat pemahaman masyarakat atas etos kerja para politisi kita, sudah semakin baik. Penilaian masyarakat dapat langsung di diungkapkan apabila memang tidak sesuai kenyataan.

Adanya pola pemikiran yang hanya ingin memberikan kesan baik, dapat langsung diuji tingkat kebenarannya karena sebuah skenario besar, pasti memiliki titik kelemahan.

Contohnya, bisa di lihat dari pengungkapan skandal yang melibatkan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, yang tidak bisa menahan "hasrat laki-lakinya" pada saat bertemu dengan pegawai magang di kantor Kepresidenan White House, Monica Lewinsky.

Berbagai bantahan yang disampaikan oleh staff White House dan dari Bill Clinton sendiri, pada akhirnya tak bisa lagi ditutup-tutupi karena adanya fakta (setelah dilakukan investigasi) serta sejumlah kesaksian.

Pengumuman tentang keberhasilan pelaksanaan 15 program kerja prioritas dari Kabinet Indonesia Bersatu tersebut, memang bukan skandal. Oleh sebab itu, proses investigasi tidak dibutuhkan, selama pemerintah kita masih mempunyai hati nurani serta mau berkata jujur.

Tahu atau tidak tahu apa saja isi dari 15 program kerja prioritas Kabinet Indonesia Bersatu, namun seluruh bangsa Indonesia sangat menginginkan pemerintah yang dipilihnya melalui kegiatan pemilu, bisa menunjukkan hasil kerja nyata yang bisa dirasakan seluruh masyarakat.

Pemerintah memang terlihat kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat untuk bisa melihat serta mendapatkan akses dengan mudah untuk mengetahui apa saja program-program kerja pemerintah yang sedang dan akan dilaksanakan, karena pemerintah sendiri tidak mencoba aktif mempublikasikan hal-hal penting yang sudah serta akan dijalani.

Wajar saja kiranya kalau beragam aspirasi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, hanya berisikan kekecewaan dan himbauan moril supaya pemerintah lebih aktif bekerja, yang pelaksanaannya dapat langsung dirasakan masyarakat.

Seluruh elemen pemerintah seharusnya sadar serta selalu mengingat, keberadaan mereka di kursi pemerintahan saat ini, bukan hanya karena kemampuan dan kepintaran mereka semata, namun lebih dari pada itu, karena adanya sejumlah besar suara dukungan masyarakat yang memilih mereka dalam pemilu.

Apabila ingin meminjam kata-kata yang sering kali dinyatakan oleh anggota Fraksi-Partai Demokrat DPR RI, Ruhut Poltak Sitompul, maka pemerintah seharusnya mengingat kalau "suara rakyat itu adalah suara tuhan" yang sepatutnya didengarkan dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Oleh sebab itu, tidak layak kiranya kalau mereka menutup diri, memberi kesan menjaga jarak dengan membuat pernyataan-pernyataan yang seakan-akan ingin menyatakan kalau mereka merasa "alergi" dengan suara-suara yang mengkritisi gaya serta cara mereka bekerja sebagai seorang pemimpin.

Masyarakat butuh hasil dan karya nyata dari segenap program kerja yang telah dicanangkan pemerintah, yang pelaksanaan serta manfaatnya, bisa segera membawa arus perubahan besar bagi kemajuan hidup banyak komponen masyarakat, bukan sekedar catatan laporan keberhasilan diatas kertas.

Harga-harga berbagai barang kebutuhan pokok masih tinggi. Padahal, kemampuan daya beli masyarakat masih belum berubah semenjak program-program kerja itu telah dicanangkan pemerintah, bahkan sejak pelantikan pasangan Presiden-Wakil Presiden dilakukan.

Demikian pula dengan tingkat pengangguran dan angka kemiskinan penduduk. Masih banyak hal yang perlu diurus dan diperbaiki dari kualitas hidup masyarakat kita.

Oleh sebab itu, aksi demonstrasi hari ini diadakan, yaitu untuk mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi rakyat yang dipimpinnya. Rakyat menegur pemimpinnya agar mereka tidak lalai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Jadi, pemerintah tidak perlu khawatir dan menghadirkan pola pemikiran negatif atas aksi demonstrasi mahasiswa yang diadakan besar-besaran hari ini.

Berbagai program kerja yang dihadirkan pemerintah, selayaknya langsung bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Pemerintah jangan terlena oleh kekuasaan, sebab kekuasaan yang ada di tangan mereka, adalah amanah agar mereka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Saat kita memilih demokrasi, rakyat menginginkan pemimpin yang tidak hanya mendengar, tetapi juga mewujudkan itu dalam realitas. Tipe pemimpin seperti inilah yang diperlukan sekarang."
- Anies Baswedan -



.SARLEN JULFREE MANURUNG

Mengembangkan Diri untuk Meraih Keberhasilan Hidup

"Jangan pernah memandang tempat dan pekerjaan apa yang sedang kita kerjakan, selama semuanya itu kita lakukan dengan tidak melanggar hukum serta penghasilan yang didapat, diperoleh dari hasil keringat kita sendiri."

Begitulah kira-kira kesimpulan dari artikel yang dimuat di halaman pertama Harian Surat Kabar KOMPAS pada tanggal 19 Januari 2010, yang mengupas tentang kehidupan dari para pemulung ban bekas yang ada di daerah Bongkaran, Tanah Abang.

Semua orang pasti ingin meraih keberhasilan di setiap langkah kehidupan yang dijalani. Adanya keberhasilan akan membawa kebahagiaan dan kebanggaan diri.

Pada sisi yang lain, tidak sedikit pula orang yang mengeluh, karena hingga kini perjuangan mereka belum membuat mereka hidup sejahtera, sehingga sedikit sekali cerita kesuksesan yang bisa membuat diri mereka bangga atas segenap hasil yang telah dicapainya.

Bagi mereka, memiliki penghasilan yang membuat mereka bisa mencukupi kebutuhan hidup, baru sebatas mimpi semata.

Nominal rupiah yang diterima setiap bulan sebagai penghasilan, adalah buah dari usaha. Semakin besar nilainya, merupakan buah yang sepadan sebagai sebuah penghargaan atas ketekunan serta eksistensi kerja yang telah dicapai.

Tentu saja, semakin besar nominal penghasilan yang diperoleh, merupakan tanda pengakuan orang lain atas dedikasi yang ditunjukkan selama ini.

Memang, tidak semua orang yang bisa meraih penghasilan besar untuk setiap usaha yang dilakukannya. Hal ini disebabkan karena adanya pengelompokkan bidang pekerjaan dan adanya komponen tanggung jawab yang menimbulkan adanya perbedaan dalam penghitungan terhadap upah yang akan diterima setiap bulannya.

Sejumlah keterbatasan serta kendala, baik yang berasal dari dalam diri, maupun kendala yang muncul oleh karena situasi dan kondisi faktual yang sulit ditolak, dapat menjadi penyebab seseorang hanya bisa pasrah memiliki penghasilan yang pas-pasan atau bahkan kurang memadai.

Haruskah pasrah dengan keadaan? Tentu saja tidak, sebaiknya jangan.

Pada dasarnya, hasil terbaik dari sebuah usaha akan sulit diperoleh apabila hambatan yang sekiranya bisa membuat seseorang tidak dapat bangkit dari kesusahan atau kesulitan hidup, tidak segera disikapi. Dasar pemikirannya, hidup tak akan berkembang seperti yang diinginkan apabila tidak mencoba untuk menghadirkan perubahan gaya dan sikap hidup.

Jangan pernah berharap ada perubahan kondisi kemampuan ekonomi apabila memelihara sikap malas didalam diri.

Seorang pemalas adalah pribadi yang lambat menyadari kalau kehidupan harus disikapi dengan bekerja, mencurahkan segenap kemampuan diri untuk mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan besarnya biaya hidup sehingga dapat hidup dengan layak.

Bagaimana hidup ini mau berkembang dan mengalami perbaikan kalau kemalasan dibiarkan menjadi bagian dari sikap hidup? Perang yang paling sulit itu adalah memerangi hal-hal negatif yang ada didalam diri sendiri.

Ingat! Perbaikan kualitas hidup dan kemampuan ekonomi itu, adalah pilihan.

Pada dasarnya, setiap orang dapat memperbaiki kondisi kemampuan ekonominya. Adanya hambatan dari dalam diri dipecahkan dengan menghadirkan kemauan dan hasarat untuk tidak terlalu lama terjebak dalam kekurangan dan kelemahan diri.

Langkah perubahan tingkat kesejahteraan hidup seakan sulit digapai dan akan selalu menghadirkan dilema, apabila seseorang tidak menghadirkan keinginan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup dengan segenap kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya.

Oleh sebab itu, arus perubahan harus dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan merubah gaya berpikir serta sikap diri. Buka cakrawala berpikir lebih luas lagi. Yakinkan diri, bahwa segala sesuatu yang sekiranya bisa memperbaharui kualitas hidup, layak untuk dilakukan.

Jangan batasi diri dengan pemikiran-pemikiran yang membuat kita hanya terpaku pada apa yang ada, namun proyeksikanlah diri untuk menatap masa depan. Buatlah skema pengembangan diri yang dapat membuat kita tidak mudah menyerah dan pasrah oleh keadaan.

Konsep selanjutnya adalah : mengembangkan / meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri, terutama untuk melengkapi segenap kekurangan atau kelemahan diri.

Dunia kerja sangat identik dengan persaingan. Mempersiapkan langkah-langkah untuk terus bertumbuh, mengembangkan / meningkatkan kapasitas diri adalah sebuah pilihan yang tak mungkin dihindari apabila ingin tetap berada pada kancah persaingan sehat di dunia kerja.

Eksplorasi segenap kemampuan yang ada saja, tidaklah cukup. Dalam periode waktu tertentu, harus pula diimbangi dengan adanya upaya-upaya terukur untuk memperkaya diri dengan ilmu dan ketrampilan baru agar wawasan dapat terus bertambah.

Beberapa orang yang berpikiran kritis mengatakan, "Bagaimana caranya mengembangkan kemampuan dan ketrampilan, kalau untuk mendapatkannya, kita harus mengeluarkan sejumlah besar uang?"

Pertanyaan itu memang mengandung kebenaran. Akan tetapi, Tuhan telah menentukan manusia untuk memiliki akal pikiran yang bisa digunakan sebagai alat negosiasi atau menghadirkan inspirasi dalam mendapatkan satu atau sejumlah pengetahuan / wawasan baru. Kenapa kita tidak menggunakannya?

Cukup banyak orang-orang sukses di dunia ini yang berhasil karena mereka mau terus-menerus mengasah kemampuan dan berusaha untuk memperdalam wawasan, dengan memanfaatkan daya pikir serta menginspirasikan hal-hal yang mungkin kita kerjakan (berpikir kreatif) untuk kita selesaikan. Dalam hal ini, jangan pernah setengah-setengah untuk mengerjakan sesuatu.

Bill Gates (pendiri Microsoft), Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Harland Sanders (pendiri KFC), Henry Ford (pendiri perusahaan automotif Ford), dan Ir. Ciputra (pendiri kelompok usaha konglomerasi CIPUTRA GROUP) adalah contoh pribadi-pribadi orang yang memulai langkah kemajuan hidup dengan kerja keras serta kemauan diri untuk terus berkembang.

Mereka adalah orang-orang sukses dan diakui keberhasilannya oleh masyarakat dunia serta masyarakat Indonesia. Mereka tidak berasal dari keluarga kaya, namun mereka tetap bisa maju dan menjadi orang terpandang oleh karena membangun kemauan yang kuat dan terus berusaha.

Jangan biarkan keinginan untuk hidup maju mengalami hambatan hanya karena kita sudah "nelangsa" terlebih dahulu karena terbentur oleh biaya. Gunakan akal dan kedekatan pribadi kita dengan banyak orang untuk bisa membantu diri kita mendapatkan tambahan pengetahuan dan perluasan wawasan.

Apabila kita melakukannya (aktif memperkaya pengetahuan dan wawasan diri), itu sama artinya diri ini siap untuk menghadapi tantangan dan dapat bekerja secara dinamis.

Tahap selanjutnya, tanamkan dalam diri sendiri, bahwa diri ini bisa mencapai tangga kesuksesan dengan bekerja keras dan mengembangkan segenap potensi diri yang dapat membuat diri kita untuk bersaing dengan lainnya.

Dengan memperkokoh keyakinan diri, sama artinya kita mulai berusaha untuk membuka segenap pintu hambatan, yang telah mengekang kita dengan keterbatasan inspirasi untuk terus bergerak maju.

Penekanan selanjutnya, kendalikan diri dengan dekat kepada Tuhan. Adanya pengendalian diri yang didasari oleh prinsip "takut akan Tuhan" akan mendorong kita untuk selalu ingat akan kebaikkan Tuhan (adanya sikap mengucap syukur selalu), dan mengingat akan perintah-perintahNya, terutama untuk menjauhi perilaku kotor dalam bekerja.

Tuhan melalui FirmanNya dalam Yosua 1 : 7 menyatakan tentang prinsip-prinsip dasar dalam menjalani usaha dan dalam memulai suatu pekerjaan :
"Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati dengan seluruh hukum yang telah diperntahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa, janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi.

Apabila kita terus menumbuhkan rasa kecintaan kita pada Tuhan, kita akan dapat meraih banyak hal, termasuk diantaranya kesuksesan dan keberhasilan hidup, karena kecintaan kita padaNya itu, akan berbuah berkat yang Tuhan berikan dengan berlimpah-limpah kepada kita.

Setiap orang pasti dapat meraih keberhasilan hidup, dengan tidak membatasi diri dan alam pikiran. Pada satu sisi, memang ada kendala. Menyadari adanya kelemahan diri, sebaiknya menjadi langkah awal untuk menggali dan mengembangkan potensi diri yang selama ini tidak terasah dengan baik.

Jangan cepat puas dengan kemampuan individual yang kita miliki. Buka terus wawasan berpikir dan jangan pernah berhenti untuk terus berlatih, mengasah kemampuan diri.

Cari dan update terus pengetahuan baru, yang kelak bermanfaat bagi kemajuan hidup kita. Ketika ilmu pengetahuan terus berkembang, apakah kita hanya diam saja, berpuas diri dengan pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki? Sebaiknya, jangan pernah berpikir demikian.

Hal-hal penting lainnya, yang dapat mendorong kita pada keberhasilan hidup : meyakini adanya campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita, dengan menjaga sikap percaya kepada Tuhan, sebab Tuhan yang bisa kasih kita jalan untuk berhasil dan meraih kesuksesan.

Tetap jaga alur pikiran kita untuk terus berkembang, tidak menyerah oleh keadaan tapi kalahkan keadaan dengan berusaha / bekerja keras dengan tetap menjaga prinsip-prinsip hidup benar serta bertindak dalam kebaikan hati dan pikiran, tidak hanya kepada diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang-orang di sekitar kita.

Orang lain bisa meraih keberhasilan atau kesuksesan hidup, kenapa kita tidak bisa?

Kiranya tulisan ini membawa banyak manfaat dan bisa memotivasi diri untuk terus mengembangkan wawasan berpikir kita, agar dapat meraih keberhasilan hidup, apapun pekerjaan kita.

Tuhan yang teramat baik, memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung

Be A Good Boss

Beberapa waktu yang lalu, status facebook dan tulisan dalam blog pribadi milik sejumlah orang teman, dipenuhi dengan curahan hati yang bertutur tentang sikap menyebalkan atasan mereka di kantor.

Apabila dibandingkan dengan pernyataan tentang atasan di kantor yang sikapnya menyenangkan serta baik pada karyawannya, maka catatan status atau cerita yang diungkapkan di blog, cenderung lebih di dominasi oleh curahan hati tentang adanya atasan yang menyebalkan dan suka bersikap arogan.

Perilaku dan hal-hal yang buruk serta tidak menyenangkan, memang lebih mudah diingat dan dijadikan bahan pembicaraan, termasuk didalamnya : sikap atasan di kantor.

Jadi teringat dengan ucapan para pemimpin di Indonesia pada saat diri mereka akan diangkat atau akan mundur sebagai seorang pejabat negara. Pada saat diwawancara atau berpidato, mereka kerap kali mengucapkan kata-kata : "Mendapatkan tugas sebagai pemimpin itu, adalah amanah."

Kalimat pernyataan para pemimpin kita tersebut menarik untuk disimak, mengingat menjalani amanah sebagai seorang pemimpin memang dibatasi oleh waktu (hanya temporer, bukan untuk selamanya).

Dalam jangka waktu tertentu, mereka dibebani oleh tugas dan juga tanggung jawab yang tidak mudah, yaitu menghadirkan kemajuan atau perkembangan kearah yang lebih baik atas organisasi / komunitas / instansi yang dipimpinnya.

Apabila bicara keterbatasan waktu dan adanya kemajuan yang harus dicapai, maka seorang atasan di kantor harus bisa menciptakan keadaan yang mendorong karyawan yang dipimpinnya, dapat produktif serta bisa mengaktualisasikan adanya kemajuan dengan segenap tenaga dan kemampuan mereka, sehingga tercapai target-target pencapaian kerja seperti yang telah ditentukan sebelumnya.

Cerita tentang atasan yang menyebalkan, mungkin ada di setiap kantor atau kegiatan usaha. Tanpa adanya atasan yang memiliki sikap menyebalkan atau arogan, suasana kerja dan kehidupan masyarakat kantor, akan terlihat datar-datar saja.

Akan tetapi, bukan itu keadaan yang ingin dirasakan oleh para karyawan. Pada dasarnya, karyawan sangat mendambakan adanya seorang atasan yang bisa memimpin mereka dengan penuh wibawa, namun tetap dengan mengedepankan sikap yang ramah dan komunikatif.

Membangun image "atasan yang menyebalkan" atau "atasan yang arogan" di antara karyawan yang dipimpinnya, justru dapat menurunkan kinerja dan kualitas kerja dari karyawan yang dipimpinnya, sebab kinerja seorang karyawan, juga tergantung pada sikap yang ditunjukkan oleh atasannya.

Pemimpin yang baik seharusnya membangun komunikasi yang baik dengan para karyawannya. Dalam hal ini, sebaiknya tidak membuat jurang komunikasi dengan para karyawannya, akan tetapi dapat memberikan waktu kepada karyawannya. Keterbukaan sikap seorang pimpinan, akan menghadirkan penerimaan yang baik dari para karyawan atas segenap arahan dan keputusan yang dibuat atasannya.

Tentu saja keadaan tersebut secara langsung akan mempengaruhi pula suasana kerja para karyawan, yang mengharapkan adanya kenyamanan suasana, sehingga dapat mendorong adanya peningkatan produktivitas serta kualitas kerja dari para karyawan.

Seorang atasan sebaiknya menempatkan karyawan sebagai mitra kerja, bagian dari tim yang akan membawa keberhasilan usaha, sebab, segenap proyeksi usaha seorang atasan akan sulit tercapai tanpa dukungan para karyawan.

Bukankah tanpa kehadiran karyawan, seorang atasan tidak dapat menjalankan segenap fungsi yang perlu dilakukan? Membangun kepercayaan karyawan itu penting dan sebaiknya diterapkan sejak atasan mendapat amanat untuk menjadi pemimpin di perusahaan.

Proses pembinaan dan pengawasan kinerja karyawan juga dapat lebih mudah apabila seorang atasan dapat bersikap terbuka serta mengayomi karyawannya.

Setiap arahan yang diberikan atasannya, akan dapat diterima, dicerna, dan diterjemahkan dengan baik, karena para karyawan akan menganggap hal itu sebagai sikap seorang pemimpin yang membimbing anak buahnya agar dapat lebih maju.

Sikap terbuka dan bersahabat pada karyawan juga dapat ditunjukkan dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan, khususnya karyawan yang telah lama mengabdi, untuk meniti jenjang karir, sebagai tanda apresiasi dan dukungan untuk kemajuan para karyawan. Tindakan ini merupakan salah satu kebijakan yang menunjukkan kalau seorang atasan memikirkan nasib karyawan yang dipimpinnya.

Oleh sebab itu, adanya respon yang bersahabat kepada karyawan, sesungguhnya adalah sebuah "pilihan" yang harus diambil oleh seorang atasan. Image " atasan yang menyebalkan" atau "atasan yang arogan" diantara karyawan yang dipimpinnya, sama artinya membangun tembok masalah, karena tugas yang diberikan atasan, dapat diterjemahkan berbeda oleh karyawan.

Seorang atasan memang memiliki kekuasaan. Namun itu bukan berarti kekuasaan yang dimilikinya dipakai untuk menghadirkan tekanan psikologis kepada para karyawan.

Peraturan perusahaan memang harus ditegakkan apabila ada karyawan yang berbuat salah. Akan tetapi penggunaannya, harus sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan yang benar dan sesuai dengan tingkat kesalahan karyawan.

Kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan, adalah untuk meraih keuntungan. Oleh sebab itu, posisikan para karyawan sebagai komponen yang akan mewujudkan keberhasilan usaha, bukan diperlakukan sebagai "sapi perah" hanya karena ingin mengejar banyak keuntungan.

Memang tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin. Namun jalan sebagai seorang pemimpin akan semakin berat apabila tetap menempatkan sikap yang menyebalkan (layaknya arogansi sikap) selama masa kepemimpinannya.

Adanya beban dan tanggung jawab untuk memenuhi target pencapaian, sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk dapat menekan karyawan, kecuali tingkat produktifitas karyawan memang benar-benar menurun jauh. Dalam kondisi ini, harus ada pendekatan dan pembinaan sehingga dapat diketahui apa sebenarnya permasalahan yang sedang dihadapi karyawannya.

Lebih baik menghadirkan pendekatan dan pembinaan dibandingkan ancaman berupa Surat Peringatan maupun pemecatan. Bicarakan dari hati ke hati, sebisa mungkin beri jalan keluar bukan langsung memberikan hukuman.

Segala sesuatunya harus memiliki dasar, termasuk kebijakan untuk menegur karyawan yang mengalami penurunan kinerja.

Bisa menjadi atasan adalah anugerah karena tidak semua orang bisa menjadi atasan. Thomas Carlyle (04 Desember 1795 – 05 Februari 1881), sejarawan asal Skotlandia di era Victoria, mengatakan : "Sejarah manusia sebetulnya hanya terdiri dari kumpulan biografi (para pemimpin), sebab jutaan nasib orang ada ditangannya."

Ketika jabatan adalah sebuah anugerah, apakah harus dikotori dengan sikap-sikap yang bisa memancing aksi protes dan rasa tidak senang dari para karyawan? Bukankah lebih baik menjadi seseorang yang menyenangkan dibandingkan menjadi seseorang yang dikenal menyebalkan?


Tuhan yang teramat baik, memberkati kita semua.


. SARLEN JULFREE MANURUNG


===

NOTE :
Baca juga tulisan yang berjudul : ANALISIS : BOSS BERKHARISMA DI INDONESIA.
http://cantik40s.blogspot.com/2010/01/analisis-boss-berkharisma-di-indonesia.html

===

Turut berduka cita atas wafatnya CEO PT. Astra International, Michael Ruslim, pada hari Rabu, 20 Januari 2010 karena sakit. Michael Ruslim adalah CEO terbaik di Indonesia yang terkenal ramah, sangat mengayomi karyawan-karyawannya, dan sangat mencintai Indonesia.

Monday, 4 January 2010

Jangan Pernah Jadi Batu Sandungan Bagi Orang Lain, Termasuk Pada Teman atau Sahabat

Curhat kepada seseorang yang telah disebut sebagai teman atau sahabat, adalah sesuatu hal yang biasa dalam kehidupan pergaulan.

Apalagi sudah cukup banyak media elektronik berteknologi canggih yang dapat dipakai untuk berkomunikasi (dengan telefon, melalui chatting, mengirim e-mail atau sms, dll.) kapan saja dan dimana saja, sehingga untuk melakukannya, tidak harus terlebih dahulu bertemu saat ini menumpahkan segenap rasa yang mengganjal di hati.

Ketika suasana hati sedang senang dan berbunga-bunga, atau saat hati sedang gundah gelisah, memilih untuk berbagi cerita kepada teman atau sahabat merupakan pilihan yang sulit untuk dilewatkan, terutama bagi mereka yang memiliki teman dekat atau sahabat karib dalam lingkungan pergaulannya.

Pada dasarnya, seseorang akan disebut teman atau sahabat yang baik, apabila ia dapat memberikan saran, motivasi, atau informasi yang membangun dan bermanfaat bagi kemajuan individual temannya, bisa memberikan jalan keluar atas masalah yang dinyatakan temannya kepadanya, serta bisa membuka cakrawala berpikir temannya dalam memandang kehidupan.

Dalam hal ini, seorang teman atau sahabat yang baik, tidak akan membiarkan orang-orang terdekat atau yang dikenalnya, tidak mengalami proses pembaharuan hidup, atau tidak meraih kebahagian hidup.

Hidup sebagai seorang teman atau sahabat itu memang memiliki ikatan, yaitu dapat berbagi serta saling mendukung, tidak hanya di saat hati dan diri ini sedang berbahagia, akan tetapi juga saat ada beban pikiran yang melingkupi diri.

Itulah fungsi dan arti hidup yang sesungguhnya, apabila kita bertindak sebagai seorang teman atau sebagai seorang sahabat.

Namun, sifat yang tadinya dianggap biasa tersebut, dapat berubah 180 derajat menjadi luar biasa, apabila seseorang yang memiliki teman atau sahabat sebagai ajang menyampaikan curahan hati, justru kemudian mendapati dirinya menemui alur kehidupan yang penuh dengan dilema, bahkan memiliki masalah baru, setelah mendengarkan atau mengikuti saran, nasehat, masukan, ataupun ajakan dari orang lain yang telah disebutnya sebagai seorang teman atau sahabat.

Dipilih sebagai tempat berbagi keluh kesah, merupakan sebentuk penghargaan dari orang yang curhat. Apapun isi curhat yang disampaikannya, adalah sesuatu hal yang bersifat personal dan cenderung bermakna rahasia, tidak untuk dikemukakan pada banyak orang.

Memang sering kali, tidak ada pemberian imbalan yang pantas ketika seorang teman atau sahabat bertindak sebagai seorang pendengar yang baik, menyimak curhat yang dinyatakan padanya (dan ada baiknya, saat menjadi teman curhat, kita tidak menuntut atau berharap mendapat imbalan, setidaknya, dalam waktu dekat).

Akan tetapi, pasti ada nilai yang tak mungkin terlepas karena akan selalu diingat dan melekat dalam memori benak pikiran orang yang curhat, pada saat seseorang bertindak sebagai pendengar yang baik, terlebih lagi, dapat memberikan saran atau masukan yang bisa memberikan jalan keluar atas hal-hal yang membebani hati dan pikiran orang yang curhat.

Nilai itu adalah : disebut sebagai teman atau sahabat yang baik dan menyenangkan.

Kita harus ingat : membuat orang lain tersandung masalah, membuat orang lain berbuat salah, atau mendorong orang lain melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kata hati, merupakan sebuah kejahatan. Itu sama artinya kita telah menyesatkan atau menjerumuskan orang lain dengan meletakkan batu sandungan didekat / dibawah kakinya hingga orang lain itu terjatuh.

Membuat orang lain merasakan kepahitan itu...dosa.

Besar atau kecil permasalahan yang tercipta, membuat orang lain memiliki beban di hati, merupakan sebuah tindakan yang tidak menyenangkan. Alasannya sederhana saja, karena telah membuat orang lain mempunyai masalah.

Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang ingin memiliki beban masalah. Kalaupun ada masalah, ingin rasanya masalah yang mengemuka segera terselesaikan. Jadi, kenapa harus membuat orang lain memiliki masalah?

Esensi dari kenapa seseorang itu butuh melakukan curhat, selain untuk berbagi kebahagiaan, pada sisi yang lain adalah untuk mengurangi beban yang dirasakan telah memberatkan langkah kaki untuk bisa menapaki hari-hari kehidupan dan masa depan yang lebih baik.

Oleh sebab itu, jangalah kita : menyesatkan orang lain, membuat orang lain terpuruk, atau membuat orang lain kehilangan sebagian KASIH yang ada di hatinya, dengan memberikan pandangan-pandangan atau saran yang membuat orang lain "kelak" mendapatkan masalah, atau kelak menangis, meratapi kekeliruan karena telah memilih untuk berbuat atau mengambil sikap yang salah.

Mendengarkan curhat yang sedih / menyakitkan hati secara berulang-ulang (karena nampaknya tidak ada perubahan keadaan), mungkin akan membuat kita emoh, jengah, jenuh, atau bahkan kesal. Padahal kondisi itu terjadi karena orang yang curhat itu merasa BELUM menemukan jalan keluar pemecahan masalah yang bisa membuat hati, pikirannya, dan dirinya nyaman kembali.

Curhat yang membuat kita emoh hingga timbul kekesalan, apabila tidak kita kendalikan, akan membuat kita menyampaikan pandangan-pandangan yang "sifatnya merusak" tanpa disadari (tahu tapi gak sadar telah disesatkan/dirugikan) oleh orang yang mendengarkan pandangan kita itu.

Apa yang akan menjadi jawaban kalau diminta membuat feedback atas pertanyaan berikut : bagaimana perasaan saya kalau hal itu terjadi pada diri saya? Menderitakah hati saya? JAWABNYA : Tentu saja.

Lalu, layakkah saya diperlakukan demikian? JAWABNYA : Tentu saja TIDAK.

Ada pepatah lama yang berkata : Berilah maka engkau diberi. Teman atau sahabat yang baik itu seperti bintang-bintang di langit. Kita tidak dapat selalu melihatnya, namun kita tahu bintang-bintang yang berkerlip cerlang itu, selalu ada (diambil dari e-mail di milist berjudul : Rantai Kebaikan, kiriman dari RuFina-Felisitas = ly_sidar@yahoo.com).

Ketika kita melihat teman kita berbahagia, janganlah kita menebar kecemburuan atau rasa sirik kita, agar kelak, ketika teman kita suatu saat nanti datang kepada kita untuk curhat sedih, kita tidak berusaha untuk membuatnya jatuh terpuruk oleh karena iri hati yang terpendam didalam hati kita.

Sikap yang seharusnya muncul ketika hal itu terjadi adalah SIKAP SIMPATIK, bukan membuatnya lebih menderita oleh karena kelak rasa bersalah setelah mendengar pandangan atau saran kita yang tidak sesuai dengan kata hatinya.

Arahkan rasa cemburu kita itu agar bisa bermakna positif, membawa damai serta sebongkah sukacita, turut merasakan kebahagiaan yang dirasakan teman kita, dan bukannya mengandung pikiran atau ego, sehingga kelak tidak timbul niat atau pikiran jahat dalam benak pikiran kita padanya.

Berniat dan berpikiran jahat saja sudah dosa, apalagi membuat atau mendorong orang lain berbuat kesalahan? Namanya jadi : SANGAT BERDOSA.

Kita akan dianggap lebih jahat dari orang yang benar-benar telah berbuat tindak kejahatan, karena kita menggunakan akal pikiran kita untuk membuat orang lain melakukan hal yang kurang benar, cenderung kearah : tidak sesuai kata hati.

Saat kita telah disebut sebagai teman atau sahabat oleh orang lain, jadilah pribadi manusia yang bisa membuat orang lain tampil lebih baik, dapat berbahagia dan lebih berbahagia lagi, serta lebih pintar dan bijaksana dalam menghadapi masalah dalam dinamika kehidupan yang penuh dengan aneka perasaan.

Jangan pernah berlaku sebaliknya. Itulah rules yang harus kita tanamkan dalam benak pikiran kita dalam menjalin pertemanan dan membina persahabatan.

Manusia mungkin tidak tahu. Tapi ingatlah, TUHAN tahu apa yang ada dalam pikiran dan hati kita, termasuk didalamnya : sikap iri, niat jahat, atau pemikiran yang tidak baik lainnya.

Please... Jangan pernah jadi batu sandungan kepada orang lain, apalagi kepada teman atau sahabat kamu sendiri. Itu sangat menyakitkan. Remember that.

GBU Everybody.


.Sarlen Julfree Manurung

Talking About SELINGKUH

Entah sudah berapa lama aku tidak menyaksikan beragam tayangan program acara yang disiarkan stasiun televisi swasta nasional, TPI.

Namun sebuah program acara yang ditayangkan TPI pada hari Minggu di bulan November (22/11/09), membuat aku tetap duduk di depan televisi hingga tayangan acara itu usai.

Nama acara itu : Angin Malam. Kalau tidak salah, itu singkatan dari : Asyiknya Ngobrol Ringan Tengah Malam. Acara itu dibawakan oleh Gregorius Bawengan sebagai host.

Pada dasarnya, konsep acaranya mirip dengan acara SOLUSI, yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta nasional SCTV setiap hari Selasa dinihari, dengan pembawa acara, Bapak Monty.

Sisi perbedaannya, acara Angin Malam menggunakan setting dalam ruangan studio, dimana ada sebuah panggung kecil tempat host membawakan acara, dan disekitar panggung itu terdapat sejumlah orang yang bertindak sebagai penonton untuk berinteraksi dengan sang host. Sedangkan pada acara SOLUSI, setting acara tidak selalu memakai ruangan didalam studio (terkadang memanfaatkan media luar ruangan), dan tidak disaksikan sejumlah orang sebagai penonton.

Aku tertarik untuk menyaksikan acara Angin Malam pada hari Minggu dinihari tersebut, karena episode malam itu mengangkat thema masalah Perselingkuhan, dengan mengambil contoh kasus berdasarkan kesaksian seorang isteri yang berselingkuh dengan seseorang yang dikenalnya.

Dalam kesaksiannya, isteri yang berselingkuh itu mengatakan bahwa ia melakukan perselingkuhan karena ia merasa tidak mendapatkan cukup perhatian dari suaminya. Syukurlah, perselingkuhan itu tidak berlanjut, oleh tindakannya itu dirinya tidak bercerai dengan suaminya, dan kini keluarganya sudah harmonis kembali.

Kalau memperhatikan kesaksian dari isteri yang mengaku telah berselingkuh tersebut, maka akan bisa kita temukan kenapa ia bisa bersikap mendua hati. Pertama, karena ia merasa tidak cukup mendapatkan perhatian dari suaminya, dan hal yang kedua, adalah karena ia membiarkan dirinya membuka sebuah komunikasi yang intim dengan seorang pria dewasa lain yang bukan suaminya.

Hampir semua orang yang melakukan tindak perselingkuhan, menggunakan alasan "tidak cukup" atas perhatian yang ditunjukkan/dinyatakan/diberikan oleh pasangannya. Mereka memang tidak mencari satu tingkat kesempurnaan tertentu, namun hanya sebatas rasa cukup berdasarkan penilaian pribadi atau apa yang mereka rasakan.

Padahal, sulit sekali rasanya untuk dapat mendefinisikan arti kata "cukup" dalam memberikan perhatian, karena setiap orang mempunyai batasan dan pemahaman yang berbeda-beda dan sewaktu-waktu bisa berubah-ubah, terutama bagi mereka yang baru saja atau belum terlalu lama terikat komitmen dalam hubungan cinta kasih dengan orang yang dikasihi.

Kerangka penyelesaian masalah terkait adanya rasa bahwa pasangan kita telah kurang memperhatikan keberadaan kita lagi adalah dengan memperbaiki pola komunikasi antara diri kita dengan pasangan. Mereka yang menjalin hubungan cinta kasih, harus bisa membangun konstruksi komunikasi yang baik apabila tidak ingin menghadapi banyak pertengkaran, atau menemui salah satu pihak telah berselingkuh.

Hanya dengan mengkomunikasikan segenap rasa yang ada di hati dengan pasangan kita, maka ia akan tahu kalau kita sedang membutuhkan adanya sebentuk perhatian darinya.

Sebentuk perhatian yang dirasakan berubah, dirasakan berkurang, atau bahkan dirasakan menghilang, memang dapat menimbulkan suatu artikulasi atau persepsi tertentu atas sikap yang ditunjukkan kekasih hati kita.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh jawaban mengapa seakan-akan telah terjadi perubahan bentuk perhatian dari kekasih hati kita, membuka komunikasi yang terbuka, jujur, dan apa adanya, perlu untuk segera dilakukan.

Nilai penting lain yang dapat diperoleh dengan memperbaiki pola komunikasi dengan kekasih hati, adalah dengan menghindari adanya hasrat untuk berbagi kasih dengan lawan jenis yang bukan pasangan kekasih hati kita. Dalam hal ini, tindakan itu sama artinya kita telah membuka satu kemungkinan untuk melakukan perselingkuhan.

Banyak kisah perselingkuhan berawal dari adanya pertemuan dan komunikasi yang intens dengan lawan jenis yang bukan pasangan kekasih hati. Ketika suasana hati sedang tidak menentu, awal pertemuan yang membawa kesan dengan orang lain, dapat berlanjut dengan janji-janji untuk bertemu kembali, sebagai ajang melepas kepenatan hati karena hubungan dengan kekasih hati, dirasakan sedang menemui hambatan.

Tidak sedikit orang yang menyadari, kalau semakin tinggi intensitas pertemuan, maka semakin besar pula kemungkinan tindak perselingkuhan dapat terjadi.

Adanya permasalahan dalam jalinan cinta kasih dengan kekasih hati, sebaiknya tidak mendorong kita untuk membuka ruang pintu hati bagi pihak lain.

Mungkin permasalahan yang ada merupakan suatu kondisi yang rumit untuk dipecahkan. Namun, kita harus tetap menghargai komitmen jalinan hubungan cinta kasih yang kita bina dengan kekasih hati kita hingga ada satu keputusan atau kesepakatan bersama antara diri kita dengan kekasih hati kita.

Pada dasarnya, perselingkuhan telah terjadi apabila kita mulai terpikat pada lawan jenis yang bukan kekasih hati kita, dan membiarkan adanya suatu hubungan yang tak kalah intim (terlihat mesra), yang ditingkahi dengan adanya sebentuk perhatian yang cukup spesial, seperti perhatian yang telah kita diberikan kepada kekasih hati kita.

Kondisi diatas, tidak memerlukan adanya salah satu pihak yang mengungkapkan perasaan hati sebagai sebuah keinginan untuk membangun hubungan cinta kasih diantara dua anak manusia yang ingin saling menyayangi. Ungkapan rasa sayang hanya dirasakan dalam hati saja.

Besar kemungkinan, benih-benih yang mengarah pada telah terjadinya tindak perselingkuhan semakin nyata apabila keintiman seseorang dengan lawan jenis yang bukan kekasih hatinya tersebut, terjadi tanpa sepengetahuan atau tanpa kehadiran kekasih hati di sisinya.

Pada saat kita telah memiliki kekasih hati, dalam berinteraksi dengan pihak lain (terutama lawan jenis), ada baiknya kita bisa membuat pembedaan-pembedaan dalam bersikap, dalam berkomunikasi dan dalam bahasa tubuh, untuk menghindari adanya salah sangka serta penafsiran atas rasa atau perasaan suka yang datangnya dari dalam hati.

Tindak perselingkuhan juga bisa terjadi apabila seseorang tidak dapat menahan diri atas adanya bakat "petualang" cinta dalam dirinya. Jiwa petualang hanya baik kalau dikaitkan dengan kecintaan manusia pada keindahan alam. Namun sebaiknya sikap petualang itu tidak dipakai untuk mencari kesenangan pribadi atas nama cinta.

Apabila tujuannya adalah untuk mencari kesejatian cinta, menerapkan prinsip petualang cinta dengan berselingkuh, bukanlah sebuah metode yang patut dikembangkan karena arti dan hakekat cinta sejati sulit diperoleh apabila harus didahului dengan membuat pilihan atau terpaksa untuk memilih.

Kita harus menempatkan cinta kasih sebagai sebuah anugerah, sebab alur cinta yang didasari oleh adanya penerimaan, adanya saling pengertian, adanya cita-cita untuk membangun kebersamaan kearah yang lebih baik, serta adanya sikap saling menghargai, saling dukung, dan saling mengingatkan, merupakan hakekat yang patut kita pegang dalam menjalin hubungan tali cinta kasih dengan kekasih hati kita.

INGATLAH : Kesetiaan sejati adalah kesetiaan yang mampu bertahan dan dipertahankan sekalipun di dalam pelaksanaannya banyak mengalami rintangan, tantangan, serta godaan. Kesetiaan harus diwujudkan dalam tindakan dan ketulusan menyatakan kasih dengan sepenuh hati, bukan sekadar teori belaka. "Sifat yang diinginkan pada diri seseorang ialah kesetiaannya." ( Amsal 19 : 22 )

Satu hal yang pasti, orang yang berselingkuh, hatinya tak akan pernah tenang.

Jadilah pribadi yang setia, hingga maut memisahkan, atau hingga ada keputusan bersama untuk tidak melanjutkan hubungan tali cinta kasih yang telah terbina beberapa waktu lamanya secara baik-baik.

Kiranya TUHAN yang teramat baik, memberikan kasih karuniaNya kepada kita dalam menjalani alur hidup yang dilandasi sikap setia, kepada pasangan kita.

TUHAN memberkati.


.Sarlen Julfree Manurung

Anak Perlu Diberi Motivasi oleh Orang Tua

Banyak orang tua muda di Indonesia, yang oleh karena sibuk bekerja untuk mencari nafkah, dan banyak waktu lainnya dipergunakan untuk bersosialita, menyalurkan hobby, atau melakukan aktifitas bisnis sampingan, terpaksa mendelegasikan fungsi pengawasan serta pengarahan kemajuan pendidikan anak mereka kepada pihak lain yang mereka percayai.

Padahal, segala sesuatu yang berhubungan dengan pemberian perhatian penuh atas kemajuan dan keberhasilan dalam pendidikan anak, sepatutnya tidak didelegasikan, karena tugas pengawasan, pengarahan, serta pembimbingan seorang anak, adalah bentuk tanggung jawab orang tua atas keberhasilan mendidik anak-anak mereka.

Tidak ada anak yang bodoh. Anak yang malas, banyak. Kalau ada orang yang menyebut seorang anak sebagai anak yang bodoh, maka itu adalah pernyataan sindiran yang bersifat provokatif dan tidak membangun, karena dapat menimbulkan adanya stigma negatif didalam benak pikiran anak atau pada orang-orang yang mendengar ketika pernyataan itu dilontarkan.

Albert Einstein adalah tokoh dunia yang semasa kecilnya pernah disebut sebagai anak yang bodoh oleh guru yang mengajarnya di sekolah, namun kemudian ia menjadi salah seorang tokoh dunia dalam bidang ilmu pengetahuan, karena berhasil merumuskan berbagai rumus fisika, yang dipakai dan dimanfaatkan hingga saat ini.

Sesungguhnya ada 2 hal yang dibutuhkan oleh seorang anak untuk dapat maju atau mencapai tingkat prestasi seperti yang diinginkan oleh orang tuanya :
PERTAMA, adanya pemberian kesempatan.
KEDUA, adanya dorongan motivasi dari orang tuanya, terutama untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru dan kelak bermanfaat bagi diri sang anak.

Kesempatan membuat seorang anak terpacu untuk bisa membuktikan bahwa dirinya bisa atau mampu berbuat sesuatu, bahkan apabila kesempatan itu sesuai dengan bakat dan kemampuannya, maka kesempatan yang diberikan kepadanya, bisa membuatnya memiliki prestasi. Setidaknya, sang anak akan memiliki satu pengalaman baru, yaitu melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya, atau belum pernah diberikan kepada orang lain.

Hasil yang terbaik bisa dicapai oleh seorang anak apabila segenap daya upaya atau keinginannya untuk maju, untuk menunjukkan kemampuannya, dan untuk mencapai puncak prestasi, mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Dalam hal ini, komunikasi adalah kata kuncinya.

Dorongan motivasi dari orang tua memiliki nilai penting, karena orang tua adalah 2 pribadi pemimpin keluarga yang seharusnya paling mengenal dan paling mengetahui apa yang dipikirkan atau diinginkan anaknya.

Oleh sebab itu, orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi anaknya, tidak hanya pada saat anak sedang ingin berkeluh-kesah, namun juga pada saat anak ingin bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidup yang baru dilaluinya, dan saat anak ingin memantapkan segenap langkah yang ingin dilalui dalam menyongsong masa depan.

Berilah anak kesempatan untuk boleh atau bisa mengemukakan hal-hal yang ingin disampaikannya, mengungkapkan segala isi hati, segenap harapan dan keinginan, serta segenap pendapat (meskipun pendapat itu bersifat korektif kepada orang tuanya).

Janganlah menjadi orang tua yang :
1. OTORITER, yang hanya mau didengarkan segenap perintah dan pernyataannya kepada anaknya, tapi tidak pernah mau mendengarkan pendapat atau keinginan yang disampaikan anaknya.
2. SUKA MEMAKSAKAN KEHENDAK, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan menentukan atau mengarahkan jalan yang harus ditempuh anaknya dalam meniti tangga masa depan, yang gemilang, sesuai dengan harapan, atau menghadirkan kebahagiaan hidup.

Ingatlah, seorang anak juga manusia. Mereka membutuhkan adanya pemahaman dan sikap orang tua yang menerima dan mendukung hal-hal yang bisa membuat anak dapat mengembangkan diri. Mungkin tidak untuk semua hal, akan tetapi, harus ada keterbukaan pemikiran orang tua untuk tidak terlalu bersikap otoriter atau memaksakan kehendak.

Adanya sebuah larangan kiranya harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana namun tegas, agar sang anak tahu bahwa orang tuanya memang tidak setuju atau mendukung suatu kegiatan yang ingin dilakukan oleh anaknya. Sedangkan sebuah penolakan harus memiliki setidaknya satu alasan tepat yang bisa dipahami oleh anak, terutama diakui nilai-nilai kebenarannya.

Kalau memang tidak setuju hal-hal yang ingin dilakukan anak, berikanlah sebuah pilihan melakukan aktifitas yang berguna lainnya, sehingga anak juga tidak terpaku untuk hal-hal yang tidak disetujui oleh orang tuanya untuk mereka lakukan.

Sedangkan sebuah motivasi, harus disampaikan sebagai sebuah ekspresi antusias orang tuanya, karena orang tuanya menginginkan agar anaknya bisa melakukan sesuatu hal yang membuat dirinya maju, memiliki prestasi, memiliki kebanggaan, atau berani tampil dihadapan orang banyak.

Lebih tepatnya lagi, orang tua juga ingin melihat anaknya berhasil saat melakukan hal yang ingin dilakukannya. Lakukan dengan senyuman dan menggunakan kata-kata yang bisa mendorong semangat anak untuk mencapai hasil terbaik/berprestasi sesuai dengan kemampuannya.

Pada dasarnya, setiap anak memiliki kepribadian yang unik, dimana mereka lebih menyukai bagaimana sebuah proses berlangsung hingga memperoleh hasil, daripada langsung mendapatkan hasilnya. Oleh sebab itu, seorang anak pasti memiliki rasa penasaran begitu besar pada saat diri mereka menemukan sesuatu hal yang baru dan menarik perhatian mereka.

Orang tua harus bersifat aktif untuk memotivasi anak sehingga kualitas diri yang dimiliki oleh setiap anak, dapat terus menerus ditumbuh-kembangkan. Setidaknya, dengan memberikan motivasi, orang tua melatih otak kanan anak.

Jangan biarkan anak kehilangan gairah untuk bisa menggapai hal-hal yang seharusnya dapat dicapainya, atau mereka bisa mengekspresikan hal-hal yang sangat mungkin untuk mereka lakukan. Bagaimanapun, mereka juga akan menghadapi masa depan.

Demi kemajuan serta keberhasilan hidupnya, orang tua harus berada disamping anak-anak mereka, untuk memberikan arahan dan dorongan motivasi, agar kelak, anak sudah berani tampil di muka umum, serta telah memiliki sejumlah pengetahuan/pengalaman hidup yang kelak bermanfaat ketika dirinya telah menginjak usia dewasa.


.Sarlen Julfree Manurung