Monday, 23 September 2013

PAK TANI

ketika fajar menyingsing
engkau telah terbangun dari mimpi malammu
suara kokok ayam jantan membangunkanmu
gemiricik air menyusur membasahi wajah tuamu
kau segera menghadap dan memohon pada tuhan mu


setelah sang mentari mulai mengintip

menampakkan muka biasnya
kau panggul cangkul kau pegang sabit
segera berjalan menyusur pematang ladang






tanah yang rata pun kini terbolak balik 
kau ubah jadi gundukan
sang surya pun menyengat membakar punggung tuamu

namun tak jua kau rasa panasnya
kau pendam rasa demi istri dan buah hati

itulah keseharianmu, wahai pak tani

tembakau pun kau tanam, kau siram akarnya

hingga ia hidup berbunga, lalu kau petik daunnya
kau rawat dan simpan aman dirumahmu,
malam hari pun begadang engkau
mengatur potongan daun sedemikian rupa
tak hanya itu jua..

siang hari kau jemur kering lagi pada mentari

kembali lagi kau masih sibuk mencari penadah

berharap terjual dengan harga yang tak murah
namun sering itu tak sepadan dengan peluh keringatmu 
meskipun begitu tetap kau bersyukur pada tuhanmu


sungguh kau pahlawanku

wahai petani desaku..

(06:06 Senin, 23.09.2013)

No comments:

Post a Comment