Saturday, 30 November 2013

Kata Mutiara Presiden Soekarno



Semakin saya pelajari sosok Soekarno, semakin bingung saya untuk mengatakan siapa Soekarno sebenarnya. Adakah dia seorang orang ulung, bisa saja dia seorang yang revolusionir dalam mengubah wajah negeri ini, atau mungkin dia juga seorang ahli filsafat atau mungkin juga wali Allah. Atau dapatkah juga saya katakan bahwa Bung Karno “Kombinasi” dari semuanya. Berikut ini kumpulan kata mutiara Bung Karno yang saya pecah menjadi beberapa bagian sesuai isi serta makna yang ada di dalamnya.
Kumpulan Kata-Kata Mutiara Bung Karno Presiden RI (1945 – 1966)
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. (Bung Karno)
“Bermimpilah setinggi langit jika engkau jatuh maka akan jatuh diantara bintang-bintang”. (Ir. Soekarno)
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.     (Bung Karno)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” (Bung Karno)
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)
“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)
“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” (Sarinah, hlm. 17/18 Bung Karno)
Amanat Bung KarnoTentang hubungan internasional
• Politik bebas bukanlah suatu politik yang mencari kedudukan netral jika pecah peperangan; politik bebas bukanlah suatu politik netralitas tanpa mempunyai warnanya Beograd; berpolitik bebas bukanlah berarti menjadi suatu negara penyangga antara kedua blok raksasa. [KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961 ]
• Berpolitik bebas berarti pengabdian yang aktip kepada tujuan yang luhur dari kemerdekaan, perdamaian kekal, keadilan sosial dan kemerdekaan untuk merdeka. Ia adalah tekad untuk mengabdi kepada tujuan ini; ia kongruen dengan hati nurani sosial manusia.  [KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
• Politik Non-Blok adalah pembaktian kita secara aktip kepada perjuangan yang luhur untuk kemerdekaan, untuk perdamaian yang kekal, keadilan sosial dan kebebasan untuk Merdeka. [KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
• Adalah menjadi keyakinan kita bersama kita bahwa, suatu polltik yang bebas merupakan jalan yang paling baik bagi kita masing-masing untuk memberikan suatu sumbangan yang tegas kearah pemeliharaan perdamaian dan pengurangan ketegangan-ketegangan Internasional.  [KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
• “…..kita mempertahankan pendapat bahwa pembentukan blok-blok, apalagi jika berdasarkan kekuatan dan perlombaan persenjataan, hanya mengakibatkan peperangan.”  [KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
• Kita menginginkan satu Dunia Baru penuh dengan perdamaian dan kesejahteraan, satu Dunia Baru tanpa imperialisme dan kolonialisme dan exploitation de l’homme par l’homme et de nation par nation. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Bangsa Indonesia (saya) berjanji pada diri Beograd untuk bekerja mencapai suatu Dunia yang lebih baik, suatu Dunia yang bebas dari sengketa dan ketegangan, suatu Dunia di mana anak-anak dapat tumbuh dengan bangga dan bebas, suatu Dunia di mana keadilan dan kesejahteraan berlaku untuk semua orang. Adakah suatu bangsa menolak janji semacam itu?”. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Dengan segala kesungguhan, saya katakan: kami bangsa-bangsa yang baru Merdeka bermaksud berjuang untuk kepentingan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Badan itu hanya dapat menjadi effective, bila Badantersebut mengikuti jalannya sejarah dan tidak mencoba untukmembendung atau mengalihkan ataupun menghambat jalannya. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Di zaman pembangunan bangsa-bangsa ini telah muncul kemungkinannya, keharusan akan suatu “Dunia” yang bebas dari ketakutan, bebas dari kekurangan, bebas dari penindasan-penindasan
Nasional. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Bagi suatu bangsa yang baru lahir stau suatu bangsa yang baru lahir kembali milik yang paling berharga adalah “kemerdekaan” dan “kedaulatan”. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Dunia kita yang satu ini terdiri dari Negara-negara Bangsa, masingmasing sama berdaulat, dan masing- masing berketetapan hati menjaga kedaulatan itu, dengan masing-masing berhak untuk menjaga
kedaulatan itu. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Dalam hal ini kita tidak hanya berjuang untuk kepentingan kitaBeograd melainkan kita berjuang untuk kepentingan ummat manusia. Seluruhnya, ya perjuangan kita lakukan untuk kepentingan mereka
yang kita tentang. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Bukanlah pion-pion yang di atas papan catur yang tuan-tuan hadapi. Yang tuan-tuen hadapi adalah manusia, impian-impian manusia, citacita manusla dan hari depan manusia. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Saya serukan kepada tuan-tuan kepada semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bergeraklah bersama arusnya sejarah, janganlah mencoba membendung arus itu. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• . “Sesuatu” itu kami namakan “Pancasila”, ya “Pancasila” atau Lima Sendi Negara kami. Lima Sendi/Dasar tidaklah langsung berpangkal pada Manifesto komunis ataupun Declaration of Independence. Declaration of Independence memang, gagasan-gagasan dan cita-cita itu mungkin sudah ada sejak berabad-abad telah terkandung dalam bangsa kami. Dan memang tidak mengherankan bahwa paham-paham mengenai kekuatan yang besar dan kejantanan itu telah timbul dalam bangsa kami selama dua ribu tahun peradaban kami dan selama berabad-abad kejayaan bangsa sebelum imperialisme menenggelamkan kami pada suatu saat kelemahan Nasional.
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]

• Singkirkan penyelewengan terhadap kemerdekaan dan emansipasi dan ancaman terhadap perdamaian akan lenyap. Tumbangkan Imperialisme dengan segera dengan Beogradnya Dunia akan menjadi suatu tempat yang lebih bersih, suatu tempat yang lebih baik dan suatu tempat yang lebih aman.
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]

• Bangunlah Dunia ini kembali! Banguniah Dunia ini kokoh kuat dan sehat! Bangunlah suatu Dunia di mana semua bangsa hidup dalam Damai dan Persaudaraan. Bangunlah Dunia yang sesuai dengan impian
dan cita-cita ummat manusia. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
• Masalah bangsa Asia harus diselesaikan oleh Bangsa Asia Beograd dengan cara-cara Asia. Asian Problems to be solved by themselves in Asian ways.  [Konferensi Maphilindo di Manila 1963]


(Dari berbagai sumber)

Dibalik Layar Pergulatan Indonesia VS Australia




Aura perang dingin antara negeri paman sam (AS) dengan negeri panda (China) dalam beberapa tahun terakhir ini sangat dirasakan dampaknya hingga ke kawasan ASEAN. Pertarungan pengaruh diantara dua Negara besar dan kuat dapat dilihat dari aksi dukung-mendukung kedua Negara terhadap negara yang bersengketa seperti Taiwandan Korut.
Pada 1 Januari 2010, diketahui AS telah menjual rudal pertahanan udaranya kepada Taiwan seharga 6,5 miliar Dollar yang membuat Beijing marah besar dan menganggap langkah AS akan merusak hubungan antara Beijing dan Washington. Tapi AS tetap tidak bergeming karena menganggap china juga melakukan hal serupa dengan langkahnya mendukung Korut membuat dan mengembangkan senjata nuklir dimana langkah tersebut sudah pasti akan sangat membahayakan pangkalan AS dan sekutunya di kawasan Asia Pasifik.
China dan AS adalah dua Negara kuat yang terus mengembangkan kemampuan militernya guna melindungi kepentingan strategisnya dari berbagai macam ancaman dan tekanan serta sama-sama memiliki ambisi kuat menjadi Negara number one. Tak jarang pula kedua Negara melakukan saling intip kekuatan mulai dari aksi spionase hingga penyusupan lewat jaringan cyber untuk mendapatkan data-data terkait militer dan pertahanan kedua negara.
Saat ini AS telah memandang china sebagai ancaman bagi kepentingannya di kawasan baik secara ekonomi maupun militer. Sehingga perlu bagi AS untuk mengambil langkah bijak demi mengamankan kepentingan strategisnya dengan merangkul Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN lewat KTT ASEAN ke-19 beberapa waktu lalu di Bali guna menghadang pengaruh china di ASEAN sekaligus masuk kedalam konflik laut china selatan. Selain itu bergesernya 2500 pasukan marinir AS dari pangkalannya di jepang menuju Darwin Australia memperkuat dugaan bahwa AS sedang berusaha mengamankan posisinya yang semakin terancam dengan perkembangan China akhir-akhir ini. Dimana kemampuan militernya sudah mulai bisa menjangkau beberapa pangkalan militer AS di jepang. Pesawat tempur siluman J-20, rudal anti-kapal induk, rudal jelajah, rudal anti-satelit (ASAT) dan Kapal Induk Shi Lang adalah beberapa bukti kemampuan China yang dianggap sangat meresahkan posisi Paman Sam.

            Kabar agresifitas China di laut china selatan juga membuat AS khawatir dan panik sehingga membuat sang adidaya perlu untuk meningkatkan militernya di kawasan tersebut guna melindungi kepentingannya. Apalagi militer china kerap kali di ketahui melakukan provokasi di laut china selatan dengan kehadiran armada tempurnya di wilayah tersebut. Sang paman yang dulunya terlalu disibukkan dengan pergelaran perang Irak dan Afghanistan kini sudah mulai mengalihkan perhatiannya ke Asia tenggara karena tidak ingin lahannya di rebut oleh sang panda.

Konflik Laut China Selatan

            Melihat pengaruh China yang semakin kuat dan dominan, AS tidak senang dan tidak mau kecolongan apalagi sampai kehilangan eksistensinya di kawasan laut china selatan. Berbagai cara di lakukan untuk menekan pengaruh China termasuk rencana pergeseran 2500 personel militernya di wilayah bagian utara Australia yang hanxa berjarak sekitar 820 Km dari Indonesia.

Pentingnya kawasan tersebut bagi AS dapat dilihat dari kedatangan Presiden AS Barack Obama dalam pertemuan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur di Bali, Kamis (17/11). Dimana dalam pertemuan tersebut Obama mencoba menarik beberapa Negara yang tergabung dalam ASEAN untuk ikut serta berpartisipasi dalam menghadang pengaruh china yang dianggapnya agresif dalam sengketa laut china selatan seperti yang di laporkan oleh Vietnam dan Filipina di KTT-ASEAN.
Semakin memanasnya kawasan tersebut juga memaksa Filipina untuk mengirimkan kapal perang barunya yaitu Gregorio del pilar bekas kapal Coast Guard milik AS bersama kapal perang lainnya ke wilayah sengketa laut china selatan dan melakukan patroli. Karena jauhnya perbedaan kekuatan yang tidak sebanding dengan China, ternyata harus membuat Filipina mencoba menggalang suara dikomunitas ASEAN agar melakukan penentangan klaim laut china selatan atas territorial china sekaligus menggandeng AS masuk kedalam wilayah sengketa.
Presiden China Hu Jianto bereaksi keras melihat langkah AS yang menganggapnya sebagai sikap yang menantang china ditambah dengan penempatan ribuan personelnya di Australia yang akan semakin memperuncing permasalahan di kawasan tersebut. Hu menegaskan bahwa China memiliki hak untuk mengembangkan kepentingan nasionalnya tanpa melibatkan campur tangan Negara lain (AS) termasuk kepentingannya di laut china selatan namun ungkapan tersebut ditanggapi dingin oleh Obama.
Untuk mengawali langkah kebijakannya, AS akan mendatangkan pasukannya secara bertahap dan didukung dengan peralatan tempur canggih seperti F-22 Raptor dan C-17 Globe Master, sedangkan untuk pangkalannya seperti yang disampaikan Obama bahwa AS hanya akan menempati pangkalan lama milik Australia yaitu Robertson Barracks di Darwin. Sedangkan oleh China bahwa keberadaan pasukan AS di beberapa titik kawasan seperti Singapura, Jepang, Korea selatan, Guam dan Australia dipandangnya sebagai upaya AS untuk mengepung china yang terus berkembang secara signifikan baik secara militer maupun ekonomi.
Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini perekonomian AS sedang lesu dan mengalami defisit sebesar 98,5 milyar, sehingga membuat AS untuk terus mencari lahan baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada. Itu sebabnya melihat potensi besar china di kawasan asia membuat AS tidak terima dan berusaha mengusirnya.
Hengkangnya pasukan AS dari timur tengah menuju asia tenggara sudah cukup menggambarkan bahwa kawasan ini sangat berharga bagi AS. Meski separuh anggaran pertahanannya di pangkas USD 400 miliar namun AS tetap tidak akan mengurangi kekuatannya dan mengorbankan kepentingannya di asia tenggara seperti yang pernah di ungkapkan oleh Obama pada pidatonya di KTT-ASEAN.
Lantas dimanakah AS akan menempatkan kepentingannya di laut china selatan? Menurut kutipan yang diambil dari kantor berita AFP (16/9), AS dan sekutunya Australia sangat berambisi untuk membebaskan jalur pelayaran di laut china selatan dan menjadikannya sebagai jalur internasional. Selain itu AS juga ingin menciptakan zona perdagangan bebas pasifik yang di kenal dengan sebutan Trans-Pasifik dimana China tidak termasuk didalamnya.
            Komandan Komando Pasifik AS Laksamana RobertF. Willard pernah mengungkapkan bahwa nilai jalur laut kawasan laut china selatan untuk perdagangan bilateral tahunan bernilai USD 5,3 triliun, dimana USD 1,2 triliun terkait dengan AS. Melihat besaran nilainya AS tidak mau kehilangan lahan basah tersebut akibat terlalu fokus ke perang Irak dan Afghanistan yang membuat negaranya mengalami defisit yang cukup besar akibat banyaknya biaya perang yang di keluarkan melebihi pagu.
Pengaruhnya bagi Indonesia
            Dengan berakhirnya perang perang Irak dan Afghanistan di timur tengah dan beralihnya fokus AS ke asia tenggara yaitu dengan rencana penempatan pasukannya di Australia dimana letaknya tidak jauh dari Indonesia sekitar 820 Km tentu akan memberikan dampak serta pengaruh buruk, baik secara politik, ekonomi dan militer bagi kepentingan nasional Indonesia kedepannya.
Pro dan kontra dari dalam negeri semakin tajam terlihat, tidak sedikit anggota DPR yang menolak penempatan pasukan AS dan menganggapnya akan dapat mempengaruhi stabilitas kawasan khususnya Indonesia dan Negara-negara ASEAN yang sedang bersengketa di laut china selatan. Suatu hal yang wajar mengingat kebijakan AS yang selalu berubah-ubah dan tidak pasti seperti yang diutarakan oleh pengamat  hubungan internasional dari Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. Selain itu beberapa pengamat di Indonesia juga khawatir dan melihat bahwa tujuan AS dan pasukannya di negeri kangguru tersebut tidak lepas dari kepentingannya di papua dimana terdapat salah satu perusahaan emas terbesarnya yaitu Freeport McMoran serta upaya AS yang tengah bersiap menghadapi perubahan arah politik Indonesia yang dikhawatirkan akan berbalik dan menjauh dari kepentingan AS.
            Namun anggapan tersebut di tepis oleh sebagian kalangan pejabat tinggi di negeri ini yang menganggap langkah AS menempatkan pasukannya di Australia bukan sebagai sebuah ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena tujuan penempatannya adalah untuk misi kemanusiaan yang meliputi bencana alam dan lain sebagainya seperti yang di sampaikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di KTT-ASEAN sesaat setelah mendapat penjelasan dari Presiden AS Barack Obama yang kemudian diamini oleh sebagian pejabat tinggi Negara termasuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia Letjen Marciano Norman.
Akan tetapi saat ini pun kok rasanya mulai ada indikasi seperti halnya peristiwa spionase yang tengah diduga Australia, pernah berusaha menyadap percakapan telepon presiden Yudhoyono, istrinya Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri pada tahun 2009. Hingga awal november ini baru dapat terendus dan diketahui oleh pihak kepresidenan indonesia,  itu dipicu oleh bocoran dokumen whistleblower National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden perihal penyadapan ponsel Presiden Yudhoyono oleh intelijen Australia pada 2009. Selain ponsel Susilo Bambang Yudhoyono, Istrinya ada sembilan tokoh dan pejabat RI juga menjadi target penyadapan.
Dalam tempo yang nyaris bersamaan, Australia terlibat ketegangan dengan Indonesia dan China terkait masalah yang berlainan. Pengamat politik di Australia, mengatakan, diplomasi negara pimpinan Perdana Menteri Abbott itu sedang diuji. Dengan Indonesia, Australia tengah dilanda ketegangan diplomatik, setelah skandal penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sembilan tokoh lainnya pada 2009 terbongkar. Australia sempat membalas dengan menuding, Indonesia dan China bersekongkol menyadap Australia.
Sedangkan dengan China, Australia terlibat ketegangan diplomatik, setelah protes Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop atas klaim blok udara Laut China Timur oleh Beijing ditanggapi keras. Yang terbaru, Australia, kemarin (28/11/2013) memanggil duta besar China yang berada di Australia.
Dari rangkaian ketegangan itu, Pemerintahan Tony Abbott dianggap tidak menyadari realitas kekuatan di Asia. ”Mereka (Australia) telah lari cepat dari realitas, bahwa distribusi kekuasaan di Asia telah bergeser,” kata Hugh White, profesor bidang Studi Politik dan Strategi di Universitas Internasional Australia, seperti dikutip Reuters.
”Mereka berurusan dengan kedua negara, Indonesia dan China yang lebih kuat dari yang mereka mengerti,” lanjut White.
Australia, kini dalam dilema, karena bulan depan akan mengambil alih ketua G20, di mana kelompok negara-negara itu, bergantung kepada China dan negara-negara Asia lain untuk membeli sebagian besar ekspornya.
Kekhwatiran itu juga dirasakan PM Tony Abbott. "Saya berharap China menjadi mitra ekonomi yang kuat dan berharga dari kita, tapi saya pikir China sepenuhnya memahami bahwa pada beberapa masalah kita akan mengambil posisi yang berbeda untuk mereka,” kata Abbott, Kamis (28/11/2013).           
Yang menjadi pertanyaan, apakah pemerintah RI sudah siap bila sewaktu-waktu pemerintahan AS merubah kebijakan politiknya untuk Indonesia ketika urusan dengan China di laut china selatan telah usai, mengingat AS juga sudah melakukan pengkajian penguasaan geopolitik di kawasan dalam jangka waktu 20 tahun kedepan?
Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar dari minyak, tambang, hutan dsb. Tentunya hal itu akan membuat negara lain mengincar wilayah Indonesia. Jadi ada potensi jika suatu saat ada negara lain yang ingin menyerang Indonesia. Saat ini ada kecurigaan ketika tentara Amerika Serikat merencanakan akan membuat pangkalan di kepulauan Cocos Australia yang dekat dengan Pulau Jawa. Amerika Serikat rencananya juga akan mengirim ribuan Pasukan di Darwin Australia. Walaupun alasan mereka bukan untuk agresi ke wilayah Indonesia namun hal itu patut diwaspadai mengingat Amerika Serikat sering menginvansi ke negara lain. Ancaman lainnya datang dari negeri serumpun seperti Malaysia yang saat ini masih mengklaim wilayah Ambalat yang kaya minyak sebagai wilayahnya. Ancaman dari China juga ada karena China mengklaim wilayah laut cina selatan yang termasuk di dalamnya berdekatan dengan wilayah Kepulauan Natuna milik Indonesia.
Kekuatan militer Indonesia memang sulit diremehkan. Jika melihat jumlah rakyat Indonesia yang 240 juta maka jika terjadi perang, Indonesia akan mudah merekrut jutaan tentara dari rakyat belum lagi tentara terlatih sebelumnya dari TNI. DPR saat ini juga sedang membahas draft Rancangan Undang-undang Komponen CadanganPertahanan Negara (KCPN) yang dalam pasalnya berisi wajib militer bagi warga negara Indonesia sesuai syarat tertentu.
Indonesia saat ini juga sudah memiliki PT PAL, PT DI dan Pindad sebagai industri hankam strategis untuk perkuatan alutsista. PT PAL saat ini sudah mampu membuat kapal perang sendiri. Bahkan rencananya PT PAL juga akan membangun kapal selam sendiri. PT DI juga dikabarkan akan bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur sendiri, disamping mereka sudah bisa membuat pesawat angkut militer seperti CN 235 dan CN 295. PT Pindad tidak mau kalah. Mereka juga memproduksi kendaraan militer untuk pasukan darat seperti tank anoa dan juga medium tank. Sedangkan LAPAN juga turut membantu membuat alutsista seperti teknologi untuk peluru kendali.
Disamping kekuatan bersenjata, Indonesia juga memiliki hubungan yang kuat dengan negara lain yang tentunya akan menentang setiap serangan asing ke negara Indonesia. Mungkin hubungan ini bisa ditingkatkan menjadi hubungan pertahanan militer seperti NATO misalnya.
Kita dapat mengambil pelajaran bagaimana negara-negara barat menyerang Afganistan dan Irak. Perang yang mereka lakukan awalnya melalui serangan jarak jauh melalui peluru kendali dan juga serangan dari udara melalui pesawat militer. Jika Indonesia ingin bertahan dari serangan itu maka pertahanan udara Indonesia harus diperkuat. Tapi kemenangan tidak akan bisa dicapai jika selalu bertahan. Indonesia juga harus mampu melakukan serangan balik yaitu menyerang langsung ke pusat negara yang menyerang Indonesia. Hal itu dilakukan Amerika Serikat ketika memenangkan perang melawan Jepang. Indonesia juga harus memiliki nuklir agar negara lain takut terhadap Indonesia. Ketika ada serangan datang maka nuklir bisa meluncur ke negara-negara penyerang. Karena itu negara yang memiliki nuklir lebih aman dari ancaman serangan karena sang penyerang tentunya takut juga diserang nuklir.

Indonesia memang akan bertahan ketika ada serangan dari luar namun Indonesia bisa hancur ketika bisa diadu domba antar rakyat sendiri. Hal ini pernah dilakukan Belandaketika menjajah Indonesia dulu. Persatuan Indonesia sangat penting untuk melindungi keberadaan negara ini.

Hari-Hari Penting Presiden Indonesia 1



TANGGAL 6 JUNI, lebih dari 112 tahun lalu merupakan kelahiran Presiden RI
pertama Ir. Sukarno. Banyak peristiwa yang mengendap di masing-masing
sanubari keluarga dan sahabatnya namun ada 48 hari penting yang memiliki
arti penting bagi putera pasangan Ida Ayu Rai Srimben dan Raden Soekemi
Sosrodihardjo, terutama untuk bangsanya.
Hari-hari tersebut adalah:
6 Juni 1901
Sukarno dilahirkan di Surabaya dari pasangan Singaraja Bali
dan Probolinggo Jawa Timur. Setelah pindah sebentar ke Sidoarjo, keluarga
Soekemi menetap di Mojokerto, Jawa Timur, dan Sukarno mulai bersekolah
di sekolah dasar zaman Belanda hingga kelas lima. Lalu, ia melanjutkan
pendidikan ke Europeesche Lagere School (ELS), sekolah Eropa berbahasa
Tahun 1915
Masuk Hoogere Burger School (HBS), sekolah menengah Belanda, dan ikut
di rumah Tjokroaminoto, Ketua Sarekat Islam. Di situ, dia berkenalan dengan
tokoh-tokoh senior pergerakan dan memulai proses magang politik.
21 Januari 1921
Artikel Sukarno yang pertama terbit di halaman depan koran Oetoesan
Hindia milik Sarekat Islam. Sukarno mengawini Oetari Tjokroaminoto–yang
menjadi perkawinan pertama Soekarno. Pertengahan 1921 Kuliah di (Technische Hooge School—Institut Teknologi Bandung).
1923

Menikahi Inggit Garnasih, janda berusia 12 tahun lebih tua dan induk
semangatnya selama ia kuliah di Bandung.
25 Mei 1926
Mendapatkan gelar insinyur dari THS. Hotel Preanger adalah salah satu
karyanya.
Pertengahan 1926:
Ikut mendirikan Klub Studi Umum, Bandung, klub diskusi yang berubah
menjadi gerakan politik radikal. Terbit artikelnya yang terkenal:
“Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”.
4 Juni 1927
Mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) di Bandung. Pada
kongres 1928, gerakan itu memproklamasikan diri sebagai partai, dengan
nama baru: Partai Nasional Indonesia.
28 Oktober 1928
Sumpah Pemuda. Berbagai kelompok pemuda menyatakan “memiliki
bangsa, bahasa, dan tanah air yang sama: Indonesia.” Lagu kebangsaan
Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan.
29 Desember 1929
Sukarno ditangkap bersama tokoh PNI lain dan dijebloskan ke tahanan
Penjara Banceuy. Tuduhannya: merencanakan pemberontakan kepada
Belanda.
Agustus 1930
Pengadilan Sukarno. Dalam pembelaannya yang amat terkenal, “Indonesia
Menggugat”, ia mengecam penjajahan dan menyerukan perlawanan. Untuk
pertama kalinya dia memakai istilah “Marhaen” sebagai ganti kaum buruh
(proletar).
31 Desember 1931
Hukuman Sukarno dipotong dua tahun dan ia dibebaskan. PNI pecah,
Sukarno belakangan memilih masuk Partindo.
1 Agustus 1933
Sukarno ditangkap untuk kedua kalinya.
21 November 1933
Sukarno menyatakan diri keluar dari Partindo.
17 Februari 1934
Sukarno dibuang ke Ende, Flores.
Februari 1938
Pengasingan Sukarno dipindahkan ke Bengkulu.
9 Juli 1942
Sukarno kembali ke Pulau Jawa dan merebut simpati sebagai pemimpin
pergerakan Indonesia di zaman Jepang
16 April 1943
Bersama Jepang, Sukarno membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera), yang
ternyata dipakai Jepang sebagai pekerja paksa (romusha) dan menjadi
propagandis Jepang.
7 September 1943
Penguasa Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia kelak di
kemudian hari (tidak ada batas waktu spesifik).
1 Juni 1945
Dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), Sukarno melahirkan istilah Pancasila, yang menjadi
dasar negara Indonesia. Rapat itu juga menyekapati Undang-Undang Dasar
1945 sebagai konstituti negara Indonesia.
16 Agustus 1945
Sukarno menolak tuntutan pemuda untuk memproklamasikan Indonesia
dengan alasan belum mendapat kepastian menyerahnya Jepang dalam
perang. Mereka menculik Sukarno dan Hatta dan membawanya ke
Rengasdengklok.
17 Agustus 1945
Proklamasi Indonesia dibacakan Sukarno dan Hatta, atas nama bangsa
Indonesia.
18 Agustus 1945
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang dan
menetapkan Sukarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai
wakilnya. Kelak mereka dikenal dengan Dwi-Tunggal.
3 November 1945
Pemerintah mengeluarkan maklumat yang isinya menyukai terbentuknya
partai politik dan mengadopsi sistem parlementer.
14 November 1945
Kabinet pertama yang baru berusia tiga bulan jatuh, digantikan kabinet
kedua dengan bentuk parlementer di bawah Perdana Menteri Sjahrir. Sejak
saat itu, kabinet selalu jatuh-bangun.
18 September 1948
Pecah pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin Muso, tokoh PKI yang
sejak 1920-an mengungsi di Moskow.
27 Desember 1949
Lewat Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda resmi menyerahkan
kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. Pada Agustus 1950, ia
berhasil menyatukan negara dalam negara itu menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
17 Oktober 1952
Dikenal sebagai Peristiwa 17 Oktober, ketika sebagian tentara angkatan
darat mengarahkan moncong meriamnya ke Istana dan menuntut Sukarno
membubarkan parlemen.
18 April 1955
Berlangsung Konferensi Asia Afrika atas prakarsa Bung Karno.
31 Desember 1956
Muhammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden RI.
21 Februari 1957
Sukarno membekukan sistem demokrasi parlementer yang berlangsung
sejak 1950 dan menggantinya dengan demokrasi terpimpin.
14 Maret 1957
Sukarno memberlakukan keadaan perang dan darurat perang (SOB) akibat
banyaknya pemberontakan militer di daerah.
30 November 1957
Terjadi percobaan pembunuhan terhadap Sukarno. Semua pelaku dihukum
mati. Para pelaku diidentifikasi sebagai kelompok antikomunis.
5 Juli 1959
Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya membubarkan
konstituante (DPR Sementara) dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945.
17 Agustus 1959
Sukarno memperkenalkan Manifesto Politik yang oleh MPRS dikukuhkan
menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Manipol memuat lima
pokok: UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi
Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (USDEK).
30 September 1960
Di depan Majelis Umum PBB, Sukarno menguraikan Pancasila dan
perjuangan membebaskan Irian Barat dalam pidato berjudul To Build the
World Anew.
1963
Untuk menandingi Olimpiade yang digelar negara-negara Barat, Sukarno
menggelar pertandingan olahraga internasional Ganefo (Games of New
Emerging Forces) di Senayan, Jakarta, 10-22 November 1963, yang diikuti
48 negara.
3 Mei 1964
Karena kebenciannya kepada kolonialisme Inggris di Asia, Sukarno
menyerukan “Ganyang Malaysia”. Indonesia keluar dari PBB dan
membentuk Poros Jakarta-Peking.
14 Januari 1965
Partai Komunis Indonesia mulai melancarkan provo-kasi dengan tuntutan
untuk mempersenjatai buruh dan tani (angkat-an kelima). Sukarno belum
menanggapinya.
26 Mei 1965
Beredar isu “Dokumen Gilchrist” yang menyebutkan adanya dewan jenderal
dalam tubuh angkatan bersen-jata untuk mengambil kekuasaan dari
Sukarno.
Juli 1965
Sukarno mulai sakit-sakitan dan D.N. Aidit memerintahkan agar biro khusus
PKI menyiapkan gerakan mengantisipasi dampak sakitnya Sukarno.
30 September 1965
Penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal AD di Jakarta. PKI, yang
memperoleh perlindungan Sukarno, dituding sebagai biang keladinya.
14 Oktober 1965
Mayor Jenderal Soeharto dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat
dan segara embekukan kegiatan PKI dan ormas-ormasnya. Sukarno
menolak untuk bertindak tegas terhadap PKI.
11 Maret 1966
Dengan helikopter, Sukarno terbang ke Istana Bogor, setelah mendengar
Istana dikepung pasukan tak dikenal. Di sanalah dia menandatangani
Supersemar.
20 Juni 1966
Sidang Umum Ke-4 MPRS di Jakarta antara lain menetapkan, jika Presiden
berhalangan tetap, pengemban Supersemar, yakni Soeharto, menjadi
presiden.
21 Januari 1967
Pidato pertanggungjawaban Sukarno pada 10 Januari, Nawaksara, ditolak
MPRS dan DPRGR menyimpulkan ada petunjuk Sukarno terlibat dalam
peristiwa 30 September.
22 Februari 1967:
Sukarno diberhentikan dari jabatan presiden dan digantikan Jenderal
Soeharto.
21 Juni 1970:

Sukarno wafat di RSPAD Gatot Subroto setelah menderita sakit yang lama
di Wisma Yasa Jakarta dan Istana Bogor. Jenazah Sukarno dimakamkan di
Blitar. Hingga akhir hayatnya, Sukarno tak pernah diadili karena tuduhan pro
PKI.

Friday, 29 November 2013

Amerika Hutang 57 Ribu Ton Emas Kepada Indonesia

"The Green Hilton Memorial Agreement" di Geneva pada 14 November 1963
Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.

Perjanjian "The Green Hilton Memorial Agreement" di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963

Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai "salah satu" harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJMxaBackTyqcB0n5ycpHSm8ut38NpyBKDM6dC-xS1l9Tnp2c4ECVbVH4cyGdGlMjGnrE4qSDcoxHoS-s0x4oPsQxuzx8qIgSrAJo6lXupKtUlZgTQa7mEM3o9_S49F-p_7gMRajFPdK4/s320/amerika1.jpg

Perjanjian itu bernama "Green Hilton Memorial Agreement Geneva". Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN7255MRCaBZu2X2qWC-Og0AQbalWtQBLBNX-6fSgnQXja4QBMck5eIxIedOpbtHEftiHnz3EU_CI9IDGLuCM4-yvwoa00LNWAdmKXmrpIEZHAe6K6CacEtvf4MedaDgCQ5-yg6M_1lSs/s1600/amerika2.jpg

Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZCrXbHT8CI3jYk_Np27h_mrLPhvYzDnyDgTCbiZJim3_1F2mXa2HbBXqaXpzmWeUW_tTw4-MDNwgsudoXAbS0uuaSV1PMJFbJTgomsGGj-GiTh_yaStkJM8IDa_Za3wJqaMvdw81-HqU/s320/amerika3.jpg



Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOQ7wQlYkAy3CneoA14toEFBuvH6Gq_xVGNFTTZfZ6EqvkxQ_c4c0ALSFTUTGO7BKlQyhvBRe8gAwdFo7ady3QnJ1xm0gp_W723-0a7WEsZbdx57p6FNxczhoM3XkrO57uI9QHPNA9xu4/s320/amerika4.jpg
Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada  Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya. Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.

Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdV-EaFIiE8ivEnVee-ZPrPE66grHhGTxTMY_1X7eSiK9vijG6AKxoktayUGQNu7DX4sWjINs75Ml1zACT08DE_nE4obi3ybREHm2FIsKvTUtc7eWmVgCk4j5t7oxdIdSJkUw8LIAiqcw/s320/amerika5.jpg
Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.

Asal Mula Perjanjian "Green Hilton Memorial Agreement"

Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis


luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg7MUUgG6cb2VHuyGtJ6cNeoyL3iuTEogOsEAkqmkV56aEKKlHi7vN9aykD31s9YfHsdMovJyhs9jnucq_0VF9YrE5QbDhHPIPXtp2PO62bHP5J4HTHBJ8iUnW3kD8MKz-bMHx1PfivdA/s320/amerika7.jpg
Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements/BIS (Pusat  Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGEUpxN0TMXm_S4WtzqNNpyh0WbN-ioa5xM8tMlCBDISThq2w9BLPdRKZGd6CvRPod5SCv9oxODhy9QPQGLFaq5eLLugQakNsEJPnwE33TMPxoMSM-SUsEcCdffk0qd6I1glSTWUA_U-E/s320/amerika8.jpg

Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry.

Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.


Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEYJEOIYTawr5dZ118PoTKxADkg1cpM6lY5KSZM9GG1cpngrEorPa5HvBX2_Z8CHIX_Y1AxHYGsKiweBO1zzRkc84xdFCPbdETIGEOpWbhscbLmXkGOrTmEczjsZkb89wmo_pGrwz_xqE/s320/amerika9.jpg
tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.
Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas.
Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)
Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden Kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga Keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. Keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1mtHLPfyxxL5akVbbSFsJccsgAD3bCKgFHMLe4JA9wbRd5fA0z9TrO9il7YHlvtFN35B_QEihRmzJ0zB5x3PJat-zv6AReGXBMWm7F-Go-cTQgHt7CTzz_KrnDho0LybtV1AkAgs0XhM/s320/amerika6.jpgSampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement. Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.

Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Philipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi bahkan kabarnya ada kepentingan dengan Vatikan. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai Ribuan Trilyun Dollar… (bisa untuk membayar utang Indonesia dan membuat negri ini makmur dan sejahtera)?