100 hari yang lalu engkau tinggalkan kami...
dan ku teringat di hari kepergian mu kala itu
hujan rintik-rintik membasahi bumi pesantren kediaman mu,
sebagai pertanda penduduk langit pun menangis meneteskan air matanya.
dan dikala itu terasa amat sejuk bumi ini,
namun...
kini kian terasa gersang hamparan bumi ini.
kini kian terjal rasanya perjalanan yang pendakian ini.
wahai sang kiai langit,
dengan sikap arif mu negeri ini terasa damai...
dengan keikhlasanmu sejuknya air islami dapat mudah kami teguk.
dengan kesederhanaan sikap hidupmu.
tapi kini engkau telah pergi..
pergi ..mengahadap ilahi rabbi dan meninggalkan kami....
kami disini selalu merindukan engkau..
wahai sang kiai langit....
rindu ini kian membuncah dikala mengingat senyum dan aura keshalihan perangaimu.
rindu ini kian membuncah dikala mendengar kata langitan disebut, dan di ucap.
wahai sang kiai langit..
jasa-jasamu kan kami kenang selalu....
semoga kami bisa mencontoh perjuangan,pengorbanan,serta pengabdianmu ...
selamat jalan sang kiai langit..
selamat jalan sang kiai khos..
selamat jalan sang kiai kharismatik..
selamat jalan sang deklarator..
selamat jalan sang juru damai
selamat jalan sang penyangga kekuatan spiritual.
selamat jalan syaikhi wa murabby ruhyy..
Asallahu an yubarik fika..
wa jazakallahu ahsanal jaza` jazakallahu khairon katsiro..
20 Rajab 1433 H / 10 Juni 2012 M. (13:03)
No comments:
Post a Comment