Seorang teman di multiply menulis sebuah artikel tentang kehidupan dengan mengambil sebuah perumpamaan. Sebuah pola pembelajaran yang menarik.
Ia menyebutkan, kalau kehidupan ini diibaratkan sebagai seseorang yang sedang mengupas lembar demi lembar kulit bawang, yang sering kali membuat orang yang melakukannya mengeluarkan air mata (http://gendhengtenan.multiply.com/journal/item/63/MENGUPAS_KEJUJURAN).
Boleh juga perumpamaannya...
Well, aku juga punya perumpamaan soal kehidupan. Aku mengumpamakan kehidupan itu bagaimana cerita hidup seorang supir taksi, yang datang subuh-subuh ke pool taksi untuk mengambil mobil. Setelah didalam mobil, sering kali seorang supir tidak tahu harus kemana mencari penumpang. "Ikut feeling aja," demikian kata supir taksi yang pernah aku tanyakan.
Apakah feeling supir taksi itu akan benar-benar membuat dirinya menemukan calon penumpang dalam waktu singkat? Belum tentu, tergantung nasib...
Apakah kehidupan kita harus tergantung nasib? Tentu tidak. Kita tidak harus berpikir kalau dalam hidup ini bukan tergantung nasib-nasiban tapi berdasarkan 2 hal : kehendak Tuhan, dan seberapa besar usaha kita.
Kehidupan memang tidak menawarkan segala sesuatunya dengan kemudahan, tapi dengan seberapa besar usaha kita (inget, iman tanpa perbuatan adalah mati) dan seberapa besar hati kita mengarahkan diri kepada Tuhan untuk memohon pertolonganNya.
Hidup adalah perjuangan, oleh sebab itu, berjuanglah untuk hidup.
.Sarlen Julfree Manurung
No comments:
Post a Comment