Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
(Filipi 1 : 6)
Dalam lomba lari marathon Olimpiade di Mexico City tahun 1968, John Steven Aquari, seorang pelari asal Tanzania, tetap berlari hingga garis finish meskipun dengan salah satu kaki terluka karena sempat terjatuh.
Para penonton yang melihat John Steven Aquari memasuki stadiun dan terus berlari menuju garis finish, memberikan standing applause, karena semangat juang John Steven Aquari untuk tetap menyelesaikan perlombaan meskipun kakinya dalam keadaan terbalut.
Usaha John Steven Aquari tersebut mengundang perhatian wartawan untuk menemuinya dan bertanya, kenapa ia tetap bersemangat untuk menyelesaikan lomba walaupun dirinya sudah jauh tertinggal dan Mamo Waldi, pelari asal Etiopia, telah memenangkan lomba itu dengan catatan waktu 1 jam lebih cepat dari catatan waktu John Steven Aquari.
Atas pertanyaan yang disampaikan wartawan tersebut, John Steven Aquari memberikan jawaban : “Negaraku telah mengutusku lebih dari lima belas ribu kilometer bukan untuk mengawali pertandingan. Negaraku mengutusku untuk menyelesaikan perlombaan.”
Tuhan, dengan segenap rencana indah bagi seluruh manusia yang percaya padaNya, telah mengutus anak-anak Tuhan yang dikasihiNya, untuk menyampaikan kebenaran yang ada didalam Firman Tuhan, serta bersaksi tentang kasih dan kabar keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus.
Namun dalam pelaksanaannya, banyak anak-anak Tuhan yang hingga akhir hidupnya, tidak menjalankan misi Amanat Agung tersebut karena “sikap tidak patuh” mereka untuk menjalankan perintah Tuhan.
Segenap tujuan serta hakekat hidup benar tidak dijalani oleh banyak orang-orang percaya, karena mereka terlena oleh kehidupan yang dipenuhi dengan keinginan daging, sehingga mereka pada akhirnya, tidak mencapai puncak pencapaian yang Tuhan kehendaki, yaitu membuat banyak orang yang percaya kepadaNya.
Menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, merupakan suatu pengalaman hidup yang seharusnya mengilhami alam pemikiran serta gaya hidup anak-anak Tuhan didalam alur kehidupan mereka.
Pola hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan tersebut, tidak dapat terpenuhi sebagian atau seluruhnya, karena anak-anak Tuhan telah membiarkan dosa memasuki alur hidup mereka, bahkan terlelap hidup didalam dosa.
Dosa seharusnya tidak menjadi bagian dalam kehidupan setiap anak-anak Tuhan, apabila anak-anak Tuhan menjaga dengan setia iman percaya mereka, dan mengarahkan seluruh alur kehidupan mereka kepada Pribadi yang memiliki kehendak itu, Allah Bapa.
Hati yang mengarah pada kehendak Tuhan, tidak akan mudah tergoyahkan, karena segala sesuatu yang dikerjakan, tidak membangkitkan suatu keinginan untuk membangkang dari setiap kehendak Tuhan, namun menghadirkan kerinduan untuk dapat menjalani kehendak Tuhan dengan sepenuh hati.
Tekanan dan permasalahan hidup akan mudah dilewati karena setiap orang yang percaya, pasrah serta berserah diri kepada Tuhan, tidak akan mengalami kesesakan hidup karena Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya berada pada keadaan yang sulit, apabila anak-anakNya patuh pada segenap perintahNya.
Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(Filipi 2 : 13)
Tuhan bukan hanya mengharapkan kita untuk melakukan kehendakNya, namun Tuhan juga ada didalam kita untuk menyertai dan menolong kita, menjalani kehendakNya.
Iman yang tak tergoyahkan, akan membuat kita hidup sebagai anak-anak terang. Sikap setia kepada Tuhan akan membuat kita tahu, bahwa segenap perbuatan melayani yang kita kerjakan, akan membuat Tuhan menilai kita telah melakukan segenap perintahNya, dan oleh karena perbuatan kita itu, kita layak beroleh kehidupan kekal, bersamaNya, tinggal di Kerajaan Sorga.
Tuhan Yesus yang teramat baik, memberkati kita semua.
.Sarlen Julfree Manurung
Note :
Kisah tentang John Steven Aquari diatas, diceritakan dalam sebuah buku yang berjudul Faith That Goes the Distance karya Judd Wilhite.
No comments:
Post a Comment