Para orang tua diharapkan untuk dapat mengawasi dengan baik segenap aktifitas yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Harapan ini mengemuka mengingat sudah semakin banyak saja tindak pelanggaran hukum yang menyertakan anak-anak (khususnya mereka yang belum menikah), dengan menjadikan anak-anak sebagai "pengantin" bagi terlaksananya suatu tindak kejahatan.
Tindak kejahatan yang melibatkan anak-anak, saat ini tidak hanya berkaitan dengan perilaku kriminal biasa, namun telah pula berkaitan dengan tindak pidana kejahatan terorisme.
Berdasarkan informasi yang dilansir oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa pelaku peledakan bom di Hotel JW. Marriott adalah Dani Dwi Permana, seorang pria muda berusia 19 tahun.
Dani Dwi Permana adalah warga Perumahan Telaga Kahuripan, Parung - Bogor, Jawa Barat, yang pernah hidup bertetangga dengan Saefudin Zuhri, orang yang merekrut Dani untuk menjadi "pengantin" peledakan bom bunuh diri di Hotel JW. Marriott pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu.
Jelas, kondisi ini sangatlah mengkhawatirkan, mengingat adanya pelaku para teroris yang telah menjadikan anak-anak sebagai alat untuk memuaskan hasrat dan keinginan pribadi mereka, merupakan sebuah keadaan yang patut mendapatkan penolakan keras dari para orang tua.
Lemahnya pengawasan orang tua terhadap perilaku yang ditunjukkan seorang anak dalam lingkungan pergaulan dan diluar lingkungan pendidikan bangku sekolah, membuat sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab, memanfaatkan kepolosan serta pengetahuan yang belum memadai dari anak-anak, untuk dijadikan pelaku-pelaku tindak pidana, layaknya pengedar narkoba atau pelaku peledakan bom bunuh diri.
Kesibukkan orang tua sering kali dijadikan alasan, kenapa orang tua tidak mengetahui lingkup dan lingkungan pergaulan dari anak-anak mereka. Padahal, akibat dari kelalaian yang mereka lakukan, dapat berakibat fatal bagi anak-anak mereka.
Orang tua seharusnya mengetahui dengan baik lingkup dan lingkungan pergaulan anak-anak mereka, serta sepatutnya pula mengetahui apa dan bagaimana orientasi kehidupan yang ingin dijalani anak-anak mereka. Sebisa mungkin, orang tua memanfaatkan kedekatan emosional mereka dengan anak-anak mereka untuk mengarahkan jalan hidup serta perilaku anak-anak dalam pergaulan.
Dalam hubungan keluarga, posisi orang tua sangatlah strategis dan sangat menentukan pada baik atau tidaknya perkembangan pengetahuan anak beserta pola pikir anak dalam menjalani atau menghadapi kehidupan.
Segenap aktifitas anak diluar rumah, sepatutnya diketahui oleh orang tua sehingga pengaruh tidak baik yang dihadirkan lewat pergaulan, tidak mudah merasuki diri anak-anak mereka karena dalam pengawasan dan sepengetahuan orang tua.
Baiknya komunikasi antara orang tua dan anak-anak mereka, akan menghadirkan perasaan dicintai dan disayangi dalam diri anak-anak. Oleh sebab itu, keberadaan orang tua, sebaiknya tidak digantikan oleh materi atau keberadaan orang lain untuk mengasuh anak-anak.
Tingkat pertemuan dan komunikasi dengan intensitas tinggi antara orang tua dan anak, dapat menghindari masuknya pengaruh-pengaruh yang tidak baik dari lingkungan pergaulan, karena anak-anak akan selalu mengingat pesan dan nasehat orang tua mereka.
Pada sisi yang lain, membatasi (dalam batas kewajaran tentunya) lingkup pergaulan anak, bukanlah sebuah kesalahan. Dalam hal ini, orang tua mencoba untuk menciptakan lingkungan pergaulan yang sehat bagi anak-anak mereka.
Kedekatan emosional antara orang tua dan anak, tidak akan membuat anak merasa dibatasi karena akan hadir kesadaran dari dalam diri sang anak untuk menghindari lingkungan pergaulan yang tidak sesuai dengan didikan serta arahan yang disampaikan orang tuanya.
Seluruh anggota masyarakat Indonesia, khususnya para orang tua harus mewaspadai adanya upaya tersistematik dari oknum atau kelompok tertentu yang ingin "meracuni" anak-anak dengan tindakan kriminal atau pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat, serta prinsip-prinsip ajaran agama.
Bangsa ini perlu bersatu untuk menjaga agar upaya menghancurkan negeri ini dengan memanfaatkan kepolosan generasi muda bangsa. Seluruh anggota masyarakat harus saling bergandengan tangan untuk memerangi segenap tindakan jahat, terutama dengan mengandalkan atau memanfaatkan anak-anak sebagai penggerak kehancuran yang akan ditimbulkan kemudian.
Jangan pernah kita biarkan kejahatan merasuki generasi muda bangsa. Kepada para orang tua dimanapun berada : waspadalah... waspadalah...!!!